Terlibat Perang Mata Uang, China dan Amerika Ternyata Negara Penggila Garam di Dunia

kebanyakan makan garam bikin berisiko serangan hipertensi, gejalanya mudah naik pitam. bahasan awamnya gampang marah. nah, perang dagang china dan amerika serikat apakah ada kaitannya dengan status keduanya sebagai negara penggila garam di dunia?/foto iStock via news.usc.edu

Terlibat Perang Mata Uang, China dan Amerika Ternyata Negara Penggila Garam di Dunia

angkaberita.id – Tak hanya berduel sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, serta berebut hegemoni dalam peta geopolitik dunia, China dan Amerika Serikat kini juga secara de facto terlibat perang mata uang, selain perang dagang.

Namun uniknya, keduanya juga sama-sama penggila rasa asin alias pengonsumsi garam terbesar di dunia. Berdasar riset Statista, China merupakan negara paling doyan rasa asin di dunia, konsumsi garamnya tertinggi di dunia.

china dan amerika serikat terlibat perang mata uang. bahkan pemerintahan donald trump menuding rezim xi jinping sebagai pemanipulasi mata uang akibat terus rendahnya nilai tukar yuan terhadap dolar negeri paman sam. imbasnya ekspor komoditas amerika ke china tak kompetitif/foto jason lee/illustration/reuters via aljazeera.com

Kendati tak sebanyak China, konsumsi garam warga Amerika per gram setiap harinya juga terbilang tinggi, bahkan melebihi konsumsi garam batasan dari WHO, organisasi kesehatan dunia, sebanyak 5 gram per hari.

Orang China setiap harinya, berdasarkan riset Tan dan kawan-kawan, dari Universitas Queen Marry di London, sanggup mengonsumsi garam sebanyak 10,9 gram.

Pesaing terdekatnya ialah Montenegro di Semenanjung Balkan. Negara bekas pecahan Serbia, dulu bagian dari Yugoslavia, setiap harinya menghabiskan garam 10,7 gram.

Portugal menempel di urutan ketiga dengan konsumsi sebanyak 10,5 gram per harinya. Di posisi empat dan lima besar dunia ialah Benin dan Italia, masing-masing, mengonsumsi garam 9,9 dan 9,7 gram per harinya.

Amerika Serikat bertengger di urutan 8 besar dunia, di bawah India dan Australia, dengan konsumsi garam sebanyak 9,0 gram per harinya. Padahal, menurut riset Tan dan kawan-kawan, konsumsi garam berlebihan berisiko meningkatkan serangan kardiovaskular.

amerika serikat terus mengalami defisit dalam perdagangan dengan china. mengembalikan kondisi ke seimbang, amerika mengenakan tarif tinggi ke sejumlah komoditas tertentu. china melawan dengan mengenakan tarif serupa. sejak itulah dimulai perang dagang keduanya diawali dengan perang tarif/foto via china-briefing.com

Bahkan, di China penyakit ini termasuk pemicu kematian di sana, persentasenya 40 persen. Kandungan garam paling banyak ditambahkan saat memasak hidangan. Sedangkan di Amerika Serikat, asupan garam justru paling banyak akibat konsumsi makanan di restoran. Persentasenya setara 70 persen.

Nah, apakah ada kaitannya antara tingginya konsumsi garam di China dan Amerika Serikat dengan meningginya tensi politik dan perang dagang mereka dalam setahun terakhir.

Pepatah kuno mengatakan, kekuasaan tak ubahnya meminum air garam, kian diminum semakin haus. Namun satu hal pasti, konsumsi garam berlebihan memicu serangan darah tinggi. Salah satu gejalanya mudah naik darah, istilah lain dari naik pitam! (*)

Bagikan