Ekonomi Dalam Negeri, Duit Arab dan Uang Singapura Masih Jadi Andalan
angkaberita.id – Duit Arab dan uang Singapura agaknya masih menjadi andalan menggerakkan ekonomi negeri ini, setidaknya dalam skala terbatas sesuai peruntukkannya.
Uang Singapura terserap dalam bentuk investasi. Sedangkan duit Arab menjadi penopang ekonomi keluarga di tanah air lewat remitansi pahlawan devisa.
Investasi, mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), masih mengandalkan dana segar dari Singapura. Seperti ditulis Katadata, sepanjang Januari-Juni 2019, Singapura masih menjasi investor terbesar, meskipun kontribusinya menurun.
Kontribusi investasi asing (foreign direct investment) dari Singapura sebesar 3,43 miliar dolar atau Rp 48,02 triliun dengan asumsi per dolar kursnya Rp 14.000, turun 31,96 persen dari periode sebelumnya sebesar 5,04 miliar dolar Amerika.
Jepang menyusul di urutan kedua dengan investasi sebesar 2,36 miliar dolar Amerika setara Rp 33,04 triliun. Jumlah ini juga turun dibanding periode sebelumnya, sebesar 2,39 miliar dolar Amerika, alias turun 1,29 persen.
Tiongkok menyodok di urutan ketiga, dengan investasi sebesar 2,3 miliar dolar Amerika setara Rp 32,3 triliun, meningkat 70,3 persen dibanding periode sama tahun 2018.
Hongkong dan Malaysia mengunci di urutan ke-4 dan ke-5, masing-masing, sebesar 1,31 miliar dolar Amerika setara Rp 18,34 triliun dan 1,05 miliar dolar Amerika setara Rp 14,7 triliun .
Lalu bagaimana dengan duit Arab? Mengutip riset Katadata, pekerja migran Indonesia di Negeri Raja Saud mengirimkan uangnya ke keluarga di tanah air melalui jasa remitansi sebesar Rp 54 triliun, atau naik 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasar data BN2PTKI, jumlah kiriman sebesar itu menjadikan pekerja di Arab Saudi penyumbang devisa terbesar ke tanah air sepanjang tahun 2018 sekaligus menggeser pekerja migran di Malaysia dari pucuk pengirim devisa terbesar tahun sebelumnya.
Sepanjang tahun 2018, pekerja migran di Malaysia mengirimkan devisanya ke tanah air sebesar Rp 45 triliun. Kabar baiknya, secara umum, total penerimaan devisa dari remitansi pekerja migran di luar negeri ke tanah air tahun 2018 meningkat 25,22 persen, menjadi 10,97 miliar dolar Amerika atau setara Rp 154 triliun.
Urutan berikutnya penyumbang devisa terbesar ke tanah air ialah pekerja di Taiwan dan Hongkong, masing-masing, sebesar 1,3 miliar dolar Amerika dan 1,1 miliar dolar Amerika, atau setara masing-masing Rp 18,2 triliun dan Rp 15,4 triliun dengan kurs per dolarnya Rp 14.000. (*)