angkaberita.id – Kendati biaya perjalanan ibadah haji terus meningkat, namun hasrat jamaah haji asal Indonesia terus meningkat. Menjawabnya, PT Pegadaian menyiapkan skema berangkat haji lewat tabung emas. Apa itu?
PT Pegadaian (Persero) menandatangani kesepakatan dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk menyediakan fasilitas tabungan bagi masyarakat berbasis syariah.
Penandatangan kesepakatan dilakukan oleh Direktur Umum Pegadaian Kuswiyoto dan Direktur Utama Pegadaian dan Kepala BPKH Anggito Abimanyu.
Selain penyediaan pendanaan, kerja sama ini juga untuk investasi emas, kolaborasi untuk melakukan literasi haji dan usaha yang relevan, serta melakukan kegiatan-kegiatan terkait pengelolaan keuangan haji sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kuswiyoto mengatakan, dari segi investasi emas, perseroan menawarkan kepada masyarakat dengan menabung emas sebesar 3,5 gram atau sekitar Rp 2 juta sudah dapat mendaftar haji.
Meski demikian, program ini tidak menjamin penabung dapat memperoleh keberangkatan haji lebih cepat. “Tetapi kami tidak dalam kapasitas memastikan masyarakat yang menabung dapat dengan cepat bisa naik haji.
Kami hanya memfasilitasinya saja,” ujar Kuswiyoto saat memberi sambutan di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (25/3/2019) seperti dilansir laman merdeka.com, pada hari sama.
Program ini kata Kuswiyoto, dilakukan dengan mempertimbangkan minat masyarakat melakukan nilai-nilai syariat semakin tinggi. Hal tersebut seiring dengan gencarnya kampanye gaya hidup halal atau halal lifestyle yang sudah dilakukan di berbagai aspek kehidupan masyarakat.
“Kita melihat bahwa spirit untuk kembali kepada nilai-nilai syariah saat ini tengah menggeliat dalam masyarakat. Hal ini ditandai dengan merebaknya fenomena yang kita kenal dengan halal lifestyle,” jelas Kuswiyoto.
Pegadaian kini juga terus berupaya melakukan pengembangan bisnis syariah melalui produk-produk gadai syariah (rahn), pembiayaan usaha mikro secara syariah (ARRUM),
pembiayaan porsi haji (ARRUM Haji), pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor (Amanah), gadai tanpa bunga (Rahn Hasan), dan meluncurkan gadai sertifikat (Rahn Tasyjily Tanah).
“Salah satu yang menjadi perhatian bagi kami, khususnya Unit Usaha Syariah adalah bagaimana membangun bisnis syariah ini sejak dari hulu sampai ke hilir.
Yakni sejak dari perolehan dana dari sumber-sumber yang syari, pengelolaan proses bisnis dengan mempertimbangan kaidah-kaidah fikih muamalah, hingga proses distribusi produk sampai kepada nasabah,” terangnya.
Di tempat sama, Direktur Utama Pegadaian dan Kepala BPKH Anggito Abimanyu mengatakan, masih ada sebanyak 12 juta orang Indonesia yang mampu dan belum mendaftarkan diri untuk naik haji.
Oleh sebab itu, BPKH mengajak Pegadaian untuk dapat berperan aktif mengajak masyarakat tersebut. “Kami bersyukur bisa bekerja sama dengan Pegadaian. Pada tahun ini, aset kami ditargetkan mencapai Rp 121 triliun di mana sekitar 70 persen diamanatkan untuk investasi,” jelasnya. (*)