Kenapa Arab Saudi Tunjuk Wanita Sebagai Dubes di Amerika Serikat?


Putri Reema binti Bandar, Duta Besar Arab Saudi di Amerika Serikat/Getty Images via theguardian.com

angkaberita.id – Putri Reema binti Bandar ditunjuk menjadi duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat sekaligus menjadi wanita pertama yang menjadi perwakilan tertinggi Arab Saudi di Negeri Paman Sam.

Penunjukkan Reema saat hubungan diplomatik Arab Saudi dan Amerika Serikat diuji dengan kasus pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khassoggi yang dikenal sebagai pengkritik keras Putra Mahkota Arab Saudi.

Reema bakal menggantikan Pangeran Khalid bin Salman, adik kandung Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman. Khalid selanjut ditunjuk menjadi tangan kanan sang kakak sebagai wakil menteri pertahanan.

Keputusan itu, seperti dilansir laman situs theguardian.com, Minggu (24/2/2019), dikeluarkan melalui keputusan kerajaan yang dirilis media pemerintah jelang tengah malam waktu Arab Saudi.

Pergantian penting ini diyakini sebagai upaya Arab Saudi meredam kemarahan internasional atas kasus pembunuhan Khashoggi pada Oktober tahun lalu.

Seperi diketahui, jurnalis terkenal Arab Saudi ini diketahui hilang dan belakangan diketahui telah meninggal dunia setelah mengurus surat keperluan pernikahannya di Konsulat Arab Saudi di Instanbul, Turki.

Kasus itu sempat membuat hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat memanas. Bahkan tensi diplomatik dengan Turki juga menegang setelah Presiden Turki, Erdogan menuntut Arab Saudi menyerahkan pembunuh sang jurnalis.

Arab Saudi awalnya membantah kabar hilangnya Khashoggi, namun belakangan mengakui Khashogi tewas dibunuh lewat sebuah operasi intelijen liar.

Tugas pertama Reema ialah menghadapi kemarahan anggota Konggres Amerika Serikat menyusul kasus pembunuhan itu, termasuk melobi Konggres tidak mengeluarkan sanksi atau embargo terkait.

Tersirat, Konggres meminta sang Putra Mahkota diminta bertanggung jawab atas kejadian ini. Tuduhan yang dibantah pemerintah Arab Saudi.

“Penunjukkan utusan baru merupakan upaya Riyadh mencoba mengembalikan hubungan baiknya dengan Washington yang memburuk sejak kasus Khashoggi, secara khusus hubungan ke Konggres,”kata Kristian Ulrichsen, peneliti di Baker Institute, Rice University di Amerika Serikat.

Reema sendiri merupakan putri mantan Dubes Arab Saudi di Amerika Serikat, yakni Pangeran Bandar.

Dia juga merupakan juru bicara utama gerakan pemberdayaan perempyan di negeri kaya minyak itu. Saat menjabat di otoritas olahraga, semacam KONI-nya Arab Saudi, Reema juga mengkampanyekan peningkatan perempuan dilibatkan dalam kegiatan olahraga.

Bayang-bayang Perang Yaman

Pangeran Khalid, adik sang Putra Mahkota, telah menjabat sebagai duta besar sejak 2017.

Penarikannya ke Arab Saudi diyakini hanya sementara waktu hingga kasus yang sempat mencoreng pamor kerajaan, redup dari perhatian publik.

Penunjukkan Khalid sebagai Wakil Menteri Pertahanan dilakukan saat dukungan Amerika Serikat atas invansi Arab Saudi ke Yaman tengah memburuk.

Konflik juga berlarut-larut sehingga memaksa sang Putra Mahkota mengganti para panglima perangnya. Selain terus bertambahnya korban jiwa di pihak sipil.

Kalangan analis menilai, Wakil Menteri Pertahanan bakal menjadi jabatan paling menyulitkan buat Khalid.

“Perang Yaman telah menyeret sang ayah dan kakaknya, dia mendapatkan posisi yang pelik. Namun juga penting bagi kelangsungan ayah dan kakaknya serta kerajaan,”ujar Becca Wasser, analis di Rand Corporation, lembaga pemikir militer di Amerika Serikat.

Diyakini, tugas utama Pangeran Khalid ialah memastikan reformasi militer yang dilakukan sang kakak tidak mentok lagi, terutama berkenaan dengan upaya memenangi perang Yaman. Sehingga tidak menjadi beban sejarah bagi masa depan Arab Saudi. (*)

Bagikan