Klaim Donald Trump Soal Hadiah Nobel Perdamaian Terbongkar

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyambut Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di Gedung Putih saat kunjungan pada Juni 2018. Pete Marovich/EPA via The Guardian Online

angkaberita.id – Klaim Presiden Amerika Serikat, Donald Trump jika dirinya diusulkan Jepang sebagai kandidat peraih Hadiah Nobel perdamaian tahun lalu, terbongkar.

Usulan dari Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang itu ternyata belakangan terungkap atas permintaan pihak Trump. Seperti dilansir laman The Guardian.com, Senin (18/2/2019) mengutip laporan surat kabar Asahi , usulan Abe terlontar setelah diminta pihak Amerika Serikat.

Laporan Asahi itu merespon klaim Trump pada Jumat pekan lalu, yang menyatakan Abe mencalonkan Trump atas terobosannya membuka pintu dialog perdamaian dengan Korea Utara sekaligus mendinginkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Dalam klaimnya saat menggelar jumpa pers di Gedung Putih pekan lalu, Trump menyatakan pemimpin Jepang itu memberinya salinan surat pencalonan.

Trump juga memuji lima lembar surat itu sebagai salinan usulan pencalonan paling keren. Dalam laporannya, Asahi mengutip sumber pemerintah Jepang yang tidak disebutkan, menjelaskan usulan itu mencuat setelah Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggelar pertemuan bersejarah di Singapura pada Juni 2018.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang dalam tanggapannya menyatakan mengetahui pernyataan Trump terkait, namun menolak mengomentari lebih lanjut. Kementerian Luar Negeri Jepang memilih menahan diri dengan tidak mengomentasi detail pertemuan keduanya, termasuk soal usulan Abe itu. Pihak Gedung Putih juga belum bisa dikonfirmasi soal ini saat dihubungi kantor berita Reuters.

Namun dikutip dari sejumlah media, Presiden Trump agaknya bakal menjadikan pertemuannya dengan Kim Jong Un, penerus kekuasaan Kim Il Sung sebagai pencapaian kebijakan luar negerinya setelah kebijakan Timur Tengahnya menuai banyak kritikan.

Dalam waktu dekat, keduanya juga dijadwalkan bertemu lagi di Vietnam. Terpisah, Yayasan Nobel di laman situsnya menjelaskan nominasi Hadiah Nobel bisa diusulkan siap saja sepanjang memenuhi syarat pengusulan, termasuk kepala negara atau pemerintahan yang tengah menjabat.

Namun berdasarkan ketentuan Yayasan Nobel, nama dan informasi calon yang tidak lolos nominasi tak bisa diungkapkan selama 50 tahun ke depan. Sedangkan penerima Hadiah Nobel perdamaian 2018 seperti dilaporkan laman Kompas.com, Jumat (5/10/2018) ialah dokter Denis Mukwege asal Kongo dan aktivis etnis Yazidi Nadia Murad.

Ketua Komite Nobel Berit Reiss-Andersen di Oslo, Norwegia menyatakan, keduanya diganjar penghargaan bergengsi ini lantaran memiliki jasa besar memerangi kekerasan seksual dalam konflik bersenjata di seluruh dunia.

Mukwege meraih hadiah ini karena mendedikasikan sebagian besar waktunya membantu korban kekerasan seksual di Republik Demokratik Kongo. Mukwege dan para stafnya merawat ribuan orang pasien korban serangan seksual di negeri yang terkoyak perang itu.

Sedangkan Nadia Murad dikenal sebagai penyintas kekerasan seksual saat disandera ISIS. Kini, Nadia menjadi suara etnis minoritas Yazidi yang menjadi korban kekejaman ISIS di Irak dan Suriah.

Keduanya berhasil menyingkirkan 329 individu atau kelompok yang dicalonkan meraih Hadiah Nobel, termasuk di dalamnya nama Kim Jong Un, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pada tahun 2009, hanya beberapa bulan setelah memenangi Pilpres bersejarah di Amerika Serikat, Presiden Barrack Obama meraih penghargaan ini, kendati sempat menuai sejumlah kontroversi. (*)

Bagikan