Kepengurusan PBNU Banjir Pejabat, Orang Kuat HIPMI Jadi Bendahara Umum
angkaberita.id - Selain merekrut kader perempuan di kepengurusan PBNU 2022-2027, duet Yahya Cholil Staquf-Syaifullah Yusuf juga mengakomodasi banyak orang dekat KH Said Aqil Siradj di kepengurusan lima tahun ke depan.
Tak hanya itu, dua kader HMI itu, juga mendudukan banyak pejabat daerah dan kalangan pengusaha di gerbong kepengurusan mereka, termasuk merekrut Mardani Maming. Nama terakhir merupakan pengusaha muda sekaligus Ketum BPP Hipmi.
Yahya mendapuk Maming menjadi bendahara umum PBNU. Maming merupakan figur berpengaruh di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Politisi PDIP juga dikenal malang melintang di bisnis batubara.
Pemilihan Maming terungkap saat Yahya, Ketum PBNU mengumumkan kabinetnya, Rabu (12/1/2022). Seperti dilansir CNN Indonesia, berdalih konstituen dan tantangan PBNU ke depan meluas, Yahya melibatkan figur kuat secara akar rumput ke sejumlah posisi kunci.
"Bendahara Umum, Mardani Maming," kata Yahya membacakan SK PBNU Bernomor 01/A.2.04/01/2022. Maming merupakan nama baru di lingkaran kepengurusan kunci PBNU. Selain pengusaha muda, dia juga pernah menjabat Bupati Tanah Bumbu dua periode, 2010-2020 sebelum mengundurkan diri pada 2018.
Berdasarkan SK Kepengurusan PBNU, terdapat 200-an pengurus. Mulai dewan penasihat, dewan syariah, dewan pakar hingga pengurus harian. Komposisi kepengurusan juga mencerminkan tekad Yahya-Yusuf menjadi rumah besar bagi spekturm politik di Tanah Air, bukan sekadar parpol tertentu, dengan duduknya sejumlah kader parpol non PKB di kepengurusan.
Yahya berdalih, kepengurusan lintas spektrum karena kerja-kerja besar PBNU ke depan, terutama menyambut seratus tahun perkhidmatan NU, empat tahun ke depan. "Pengurus Nahdlatul Ulama yang kita miliki saat ini, adalah pengurus Nahdlatul Ulama yang berwajah Nusantara," kata Yahya, seperti ditulis detikcom.
Sumber Rekrutmen
Selain melibatkan KH Miftahul Achyar, Rais Aam PBNU, Yahya juga melibatkan enam orang midformatur dalam menyusun kabinetnya, seperti diamanatkan AD/ART NU, dengan menunjuk enam orang mewakili tiga daerah, yakni barat, tengah dan timur. Selain pengurus MUI dan NU daerah, Yahya juga diyakini menggunakan jalur GP Ansor dan HMI dalam menyusun kabinet PBNU hingga 2027.
Dua jalur pertama, terbukti dengan duduknya sejumlah nama midformatur dalam kepengurusan. Sebagian di antara mereka menduduki kursi MUI dan pengurus NU setempat. Itu, dalam perspektif kultural, sesuai janji Yahya melibatkan NU daerah dalam kepengurusannya.
Nah, agar simponi kepengurusan menggaung ke publik, terutama akar rumput, Yahya-Yusuf juga mengorkestrasi langgam kepengurusan dengan merekrut pejabat-pejabat struktural. Sebut saja, untuk sebagian, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, Taj Yasin Maimoen Wagub Jawa Tengah, Irsan Noor Gubernur Kalimantan Selatan dan Herman Deru Gubernur Sumatera Selatan. Sekum PBNU, Syaifullah Yusuf juga berstatus Walikota Pasuruan.
Pemilihan Sumsel dan Kalsel juga bukan sesuatu kebetulan. Dua daerah itu juga dikenal sebagai lumbung Nahdliyin di wilayah masing-masing, yakni Sumatera dan Kalimantan. Bahkan, sejarah NU mencatat, keduanya menorehkan tinta emas dalam perjalanan hampir seabad Nahdlatul Ulama bentukan KH Hasyim Asyari.
Kalsel mendudukkan Idham Chalid sebagai Ketua PBNU terlama di Tanah Air, dan Muktamar NU di Palembang dekade 50-an menjadi titik balik kemandirian NU setelah memutuskan keluar dari Masyumi. Kedua provinsi di Tanah Air, itu juga kaya dengan SDA. Sumsel bahkan menjadi pusat industri migas di Sumatera, sedangkan Kalsel lumbung batubara di Tanah Air.
(*)