Meraba Tiga Nama Calon Sekdaprov Kepri, Kejutan Nama Ketiga?

ansar ahmad dan muhammad rudi dalam suatu acara/foto via inikepri.com

Meraba Tiga Nama Calon Sekdaprov Kepri, Kejutan Nama Ketiga?

angkaberita.id - Tiga nama calon pengganti Lamidi telah di tangan KASN. Setelah turun rekomendasi mereka, Gubernur Ansar akan menyerahkan ke Presiden Jokowi melalui Mendagri guna penetapan nama Sekdaprov Kepri definitif. Bersamaan itu, Pansel Sekdaprov Kepri akan mengumumkan ke publik tiga nama hasil seleksi.

Rekomendasi KASN demi memastikan proses lelang jabatan telah memenuhi ketentuan berlaku. “Setelah ditindaklanjuti KASN, (turun rekomendasi) baru kita umumkan," kata Hamdani, Ketua Pansel Sekdaprov Kepri, seperti dilansir hariankepri, Senin (4/10/2021).

Sabtu (2/10/2021), Pansel menuntaskan tahapan terakhir seleksi, yakni wawancara. Sebanyak delapan birokrat di Kepri mengikuti lelang jabatan itu, yakni Adi Prihantara, Jefridin, Masykur, Misbardi, Misni, Raja Azmansyah, Sardison, dan Yusfa Hendri. Lalu siapa tiga nama lolos seleksi Pansel?

Kendati Hamdani tak menyebut nama, namun diperkirakan tak jauh dari nama mencuat di publik selama ini. Yakni, Adi Prihantara dan Jefridin, masing-masing, Sekda Bintan dan Sekda Batam. Barangkali, untuk sebagian, nama ketiga bakal menjadi kuda hitam, meski bukan kejutan. Siapa?

Setidaknya terdapat tiga argumentasi di baliknya sekaligus bekal meraba tiga nama lolos seleksi Pansel Sekdaprov Kepri. Pertama, berdasarkan UU ASN, kepala daerah sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) berkewenangan menunjuk Sekdaprov. Istilahnya, mirip-mirip, hak prerogatif kepala daerah.

Kedua, jika merujuk pernyataan Gubernur Ansar, dalam sejumlah kesempatan, berkenaan kriteria Sekdaprov pilihannya. Ketiga, berpijak dari sejumlah mimpi besar Ansar di Bumi Segantang Lada sejak resmi dilantik pada 24 Februari 2021 lalu. Meski klise, status PPK akan menjadi senjata pamungkas Gubernur Ansar mengamankan Sekdaprov pilihannya.

Kriteria Ansar juga menjadi isyarat. Ansar pernah menegaskan, dia tak melihat faktor kedekatan, namun lebih kepada kinerja. “Karena posisi Sekda bukan soal pilihan, tapi soal kerja,” kata Ansar saat itu. Ansar berdalih, dia ingin Sekdaprov figur benar-benar bisa kerja, dan bekerja keras.

Sedangkan mimpi besar, untuk sebagian, Ansar mencari Sekdaprov sanggup menerjemahkan sekaligus merencanakan mimpi-mimpinya menjadi kebijakan nyata. Nah, berdasarkan tiga isyarat itu, tak berlebihan jika mengerucut ke Adi Prihantara, Jefridin dan Sardison.

Kenapa Sardison? Selain paling senior di antara tujuh peserta lelang jabatan, dia juga paling lama berkecimpung di urusan perencanaan. Seperti diketahui, Gubernur Ansar ingin menata Tanjungpinang menjadi etalase Provinsi Kepri, dan Dompak menjadi penjuru etalase itu.

Sejumlah kerja infrastruktur telah dimulai, meskipun sebagian sebatas usulan ke pemerintah pusat, seperti penambahan jalan nasional, khususnya ke pelabuhan di Dompak. Kemudian penataan Tanjungpinang, dengan sejumlah flyover dan revitalisasi Pulau Penyengat sebagai ikon kultural Tanjungpinang, dan Kepri secara umum.

Berkolaborasi dengan DPR, mengawal proyek Jembatan Batam-Bintan dan menghidupkan kembali dua pelabuhan mati suri di Dompak, Pelabuhan Tanjung Moco dan Pelabuhan Dompak. Nama terakhir melibatkan Kejati Kepri dalam penyelesaian secara hukum.

Selain kerja-kerja lobi, rencana-rencana infrastruktur itu tak ubahnya kerja-kerja perencanaan. Selebihnya, untuk sebagian, usia agaknya menjadi pertimbangan seleksi Sekdaprov Kepri kali ini. Ketiganya juga terbilang matang secara usia, dibanding lima pesaing lainnya, dan Adi Prihantara paling senior.

(*)

Bagikan