Bantu Pasien Isoman COVID-19, Klinik Tanpa Kasir NU Pinang Rawat Pakai Grup WA
angkaberita.id - Isolasi mandiri dan pengobatan jarak jauh (telemedicine) agaknya bakal menjadi cara realistis menghadapi lonjakan kasus COVID-19, termasuk di Tanjungpinang, demi menekan tingginya angka keterisian rumah sakit alias BOR. Klinik Tanpa Kasir NU Tanjungpinang telah mengadopsinya sejak berdiri di pengujung tahun 2020.
Khusus Tanjungpinang, dengan jumlah rumah sakit terbatas, opsi menjadikan seluruh rumah sakit di Bumi Gurindam menangani pasien COVID-19 memang sudah seharusnya demi menekan BOR. Konsekuensinya, Tanjungpinang harus menyediakan pengganti tempat rawat inap pasien non COVID-19, dan Pemko sudah mengerjakannya.
Hanya, dengan lonjakan kasus per hari COVID-19 Tanjungpinang rata-rata di angka puluhan, intervensi kebijakan seperti itu bakal berapa lama bertahan menekan lonjakan BOR. Apalagi, jika Pemko juga memaksimalkan test and tracing seperti diamanatkan Instruksi Mendagri terkait PPKM Mikro, Darurat hingga PPKM Level 4.
Dengan positivity rate di Kepri, mengutip penjelasan Kadinkes Kepri Mohammad Bisri, masih di angka 15 persen, artinya masih banyak kasus COVID-19 di Bumi Segantang Lada, terutama Tanjungpinang, berstatus orang tanpa gejala (OTG). Konsekuensinya, Pemko harus bersiap merawat (treatment) pasien COVID-19 hasil test and tracing nantinya, termasuk lonjakan kasusnya.
Pada titik itu, isolasi mandiri dan pengobatan jarak jauh (telemedicine) bakal menjadi opsi realistis mempertahankan BOR tak meluber 100 persen, dengan memprioritaskan pasien gejala sedang dan berat ke rumah sakit, memaksimalkan layanan ambulans gratis Pemko dan Posko PPKM di level kelurahan sebagai first responder kasus COVID-19 gawat darurat.
Di tengah keterbatasan tenaga kesehatan, terbukti Tanjungpinang meminta tambahan Nakes ke Pemprov Kepri seiring instruksi test and tracing positivity rate selama PPKM Level 4, Pemko dapat memaksimalkan intervensi isolasi mandiri dan telemedicine dengan memanfaatkan sepenuhnya peran forum RT/RW, setelah sukses mengawal vaksinasi massal di Bumi Gurindam.
Sebab, seperti kata Presiden Jokowi, dalam banyak kasus klaster keluarga justru terbanyak di Tanah Air. Keluarga, dengan sendirinya, menjadi pilihan bagi intervensi isolasi mandiri dan strategi telemedicine nantinya. Pada titik ini, Pemko perlu memastikan tersedianya stok obat dan kebutuhan krusial lainnya bagi pasien Isoman, termasuk logistik selama karantina mandiri.
Klinik NU
Klinik Tanpa Kasir Dokter Syamsurizal kelolaan PCNU Tanjungpinang, selama pandemi telah merintis telemedicine, termasuk ke pasien Isoman. Di awal berdirinya, klinik kesehatan di Bintan Center memang sepenuhnya membantu warga ingin periksa kesehatan, sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit jika keluhan sakitnya ternyata serius.
Selama pandemi, klinik melayani warga berobat secara online melalui sambungan telepon. Ada petugas khusus mencatat keluhan pasien, termasuk mengantar obat ke rumah pasien setelah melalui pemeriksaan dokter klinik. Semua dilakukan tanpa kasir, klinik hanya menyediakan kotak amal jariyah di lokasi.
"Kita hadir atas nama kemanusiaan," ujar Hisnindarsyah, Dokter Klinik Syamsurizal, Jumat pekan lalu, menegaskan konsep pengelolaan klinik rintisan PCNU Tanjungpinang itu. Lalu bagaimana membiayai operasional klinik? "Alhamdulillah, atas izin Allah ada saja yang membantu kami," kata petinggi RSAL Tanjungpinang itu.
Meski klinik rintisan NU, Hisni mengungkapkan, tak ada pembatasan pasien datang berobat. Tak sedikit pasien berobat justru berasal dari warga non muslim. "Prinsipnya, siapapun datang berobat, kita layani," kata perwira TNI AL dengan tiga melati di pundak itu. Hisnin lantas menuturkan pengalaman klinik kelolaannya merawat pasien Isoman COVID-19.
Selama perawatan, Hisnin mengadopsi telemedicine. "Pemerintah juga merekomendasikan telemedicine selama pandemi," katanya merujuk Permenkes No. 20 Tahun 2019. Memudahkan perawatan, dia membuat grup WA berisi keluarga pasien. Secara teratur, dirinya berkomunikasi dengan keluarga pasien melalui grup WA, termasuk memantau perkembangan pasien.
Secara berkala, dirinya juga memeriksa pasien dan mengecek kondisinya. "Terutama kondisi umum, seperti wajah pucat tidak, dan sebagainya," kata Hisnin. Semuanya dilakukan tanpa bertatap muka, alias dengan ponsel. Karena pasien Isoman, petugas klinik akhirnya mengantar obat-obatan ke rumah pasien. "Biasanya digantung pagar, atau ditaruh di teras rumah," jelas Hisnin.
Berapa pasien Isoman ditanganinya? "Ada 2-3 grup WA pasien Isoman," kata Hisnin sembari menambahkan, selain di Tanjungpinang dirinya juga mempraktekkan telemedicine pasien Isoman di tempat lain, seperti Surabaya. "Kita tidak bisa menolak orang minta tolong, kita bantu dari jauh (telemedicine)," ujar dokter identik dengan blangkon putih itu.
Tak hanya merawat pasien Isoman, dia mengaku juga mengkoordinasikan dengan grup WA lain. Semisal pasien Isoman perlu logistik, dia menginformasikan ke grup dapur umum, sehingga pasien Isoman dapat terjangkau bantuan logistik. Dia sepenuhnya mendedikasikan upaya itu demi kemanusiaan. "Membantu sesama," ucapnya.
Tak heran, kendati berada di Tanjungpinang, dirinya banyak diminta mengisi acara bincang-bincang kesehatan secara online. Apalagi, dirinya juga rajin menulis dan menuangkan pengalamannya di blog pribadinya, termasuk sejumlah tips ringan menghadapi pandemi secara rileks tanpa panik.
Selama menangani pasien Isoman di Tanjungpinang, dia mengaku dibantu kader-kader Banser Ansor binaan Ketua PCNU Tanjungpinang, Juramadi Esram. "Pengabdilan mereka luar biasa," katanya. Sebagai bukti totalitas mereka, Hisnin mengaku ada kader Banser kini harus menjalani Isoman.
Bekal Tanjungpinang
Jika Pemko Tanjungpinang, dengan segala keterbatasan, akhirnya mengadopsi isolasi mandiri sebagai opsi menghadapi pandemi COVID-19, ikhtiar klinik tanpa kasir kelolaan PCNU Tanjungpinang agaknya merupakan skema masuk akal. Selain memaksimalkan grup WA forum RT/RW, Pemko dapat mendorong dokter menangani pasien Isoman melalui grup WA forum RT/RW itu.
Syukur-syukur, meski tak mudah dan murah, langsung menangani dengan membuat grup WA pasien Isoman bersangkutan dan keluarganya, dengan berkoordinasi ke grup WA forum RT/RW. Sehingga kerahasiaan pasien tetap terjaga, namun akses pasien Isoman ke Satgas COVID-19 dan atau layanan darurat lainnya tetap terbuka melalui akses grup forum RT/RW, semisal ambulans gratis, obat-obatan, logistik dan sebagainya.
Harus diakui, menangani pasien Isoman COVID-19 tak mudah. Karena bukan soal medis, namun juga berkelindan dengan masalah sosial dan persoalan sensitif lainnya. Pemko dapat mendukung ikhtiar itu dengan menyediakan dukungan dan akses penunjang lainnya. Semisal menyiapkan sistem informasi ketersediaan rumah sakit secara online dan dapat diakses secara 24 jam.
Seperti diungkapkan Rudy Chua, anggota DPRD Kepri. Pekerjaan rumah pemerintah, khususnya Pemprov Kepri memastikan publik, khususnya keluarga pasien, mudah mendapatkan informasi soal ketersediaan rumah sakit, obat-obatan, dan kebutuhan krusial lainnya. Memang tidak mudah di tengah keterbatasan, namun ikhtiar itu bukan mustahil membantu menekan lonjakan BOR, pekerjaan rumah terberat Pemko Tanjungpinang.
(*)