Soal Pariwisata: Perlakuan Menteri Sandi Ke Bali Dan Kepri, Berbedakah?
angkaberita.id - Kepri dan Bali agaknya menjadi andalan Sandiaga Uno, Menpar mendongkrak kunjungan pariwisata ke Tanah Air. Terbaru, mengantisipasi overtourism di Bali, Kemenpar bareng Pemprov di Bali bersinergi mendistribusi arus kunjungan ke luar Bali Selatan.
Teknisnya, mereka jor-joran membuka Buleleng dan Karangasem di Bali Utara, Jembrana di Bali Barat dan Klungkung di Bali Timur. Sehingga macet parah di akhir tahun 2023, tak terjadi lagi. Targetnya, arus kunjungan ke Bali kembali ke sebelum pandemi COVID-19, yakni 24 juta pelancong.
Menpar Sandi mendukung dengan melobi sejumlah penerbangan ke Bali, seperti Turkish Air dan Etihad. Mereka juga mendekatkan dengan skema LRT dan transportasi laut. "Sehingga dari titik Canggu, Jimbaran, Kuta dihubungkan dengan taksi laut," kata Sandi setelah rakor dengan PT Angkasa Pura.
Selain distribusi kunjungan, Pemprov di Bali juga mulai mengenakan retribusi daerah sebesar 10 dolar per kepala mulai 14 Februari 2024. "Untuk kelestarian dan pengelolaan sampah. Kita harapkan memberikan nilau tambah bagi wisatawan," kata Sandi. Di Kepri, Pemprov lewat Dispar Kepri tak mau kalah. Empat pintu disiapkan menarik wisman plesiran.
Jurus Kepri, Datang Dulu!
Yakni, Batam dan Karimun serta Bintan dan Tanjungpinang. Kepada mereka, Pemprov juga memberikan target jumlah kunjungan. Batam sebanyak 2,3 juta, Bintan 500 ribu, dan Pinang-Karimun, masing-masing, 100 ribu kunjungan. "Target 3 juta, kita bagi di empat pintu masuk di Kepri," sebut Guntur, Kadispar Kepri.
Selain membidik ekspatriat di Singapura lewat skema visa on arrival, Dispar juga membuka penerbangan langsung ke Kepri lewat Batam, meskipun skema carter. Targetnya China, Korsel dan Malaysia. Kepada mereka, Dispar lewat Kemenpar juga melobi Kemenkumham menerbitkan visa bebas kunjungan.
Rute China-Batam telah penerbangan perdana, pekan lalu, dari Kunming. Februari kata Guntur, dari Kuala Lumpur ke Batam, seminggu tiga kali. Selanjutnya Jeju Air rute Korea ke Batam. "Sudah (jadwal) reguler, tapi carter," kata Pikri Kurniansyah, Dirut PT Bandara Internasional Batam, terpisah.
Jurus jemput bola lantaran, pertama Menkeu Sri Mulyani belum kunjung merestui permintaan diskresi tarif visa on arrival, dari Rp 500 ribu ke Rp 100 ribu, sebagai pemikat ekspatriat di Singapura ke Kepri setiap akhir pekan. Kedua, wacana Kemenpar-Kemenhub datangkan kapal feri ke rute Batam-Singapura juga belum terealisasi. Tingginya ongkos feri disebut-sebut bikin wisman dari Singapura plesiran ke Kepri.
(*)