Lewat Keluarga Maslahat, NU Turun Gunung Cegah Stunting
angkaberita.id - Lewat Gerakan Keluarga Maslahat, PBNU cawe-cawe menecagah kasus stunting, termasuk di Jawa Barat dan Jawa Timur. Setahun lalu, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Menke Budi Gunawan Sadikin meneken MoU.
Langkah PBNU tadi terbilang terobosan. Bagi Kemenkes menjadi bantuan strategis melawan kasus stunting di Tanah Air. Sebab, versi hasil riset LSI tahun 2019, jumlah warga NU sekitar 49,5 persen penduduk beragama Islan di Tanah Air, alias sebanyak 108 juta orang.
NU juga memiliki struktur di 34 provinsi, dengan 570 pengurus cabang di kabupaten/kota, dan 47.000 pengurus anak ranting di Indonesia. Kerjasama melalui program Cegah Stunting Perspektif Agama (CSPA) terintegrasi lewat Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) berupa aksi Keluarga Sehat.
Kata Katib 'Aam PBNU, KH Akhmad Said Asrori, seperti tulis nuonline, pencegah stunting bukan pilihan, tapi kewajiban dasar tak meninggalkan generasi penerus lemah. Tahun 2023, PBNU menggeber aksinya di sembilan kabupaten/kota di Jawa Barat dan Jawa Timur. Desa Gelanggang dan Desa Giripurno menjadi konsentrasi awal.
Masing-masing, berlokasi Kabupaten Bandung Barat dan Kota Batu. Keduanya menjadi percontohan. Selanjutnya bergulir ke 20 desan di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kota Batu, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo.
Targetnya remaja putri, putri, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita (0-59 bulan). Bentuknya berupa pelatihan kepada warga desa lewat Pelatihan Kader Desa untuk Penguatan Keluarga, Pelatihan Penguatan Kelembagaan Posyandu, Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu, Pelatihan Peer Educator untuk Remaja.
Kemudian Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin. Pendeknya, sasaran utama memperkuat peran keluarga sebagai pondasi melawan stunting. Hingga Desember 2023, program CSPA telah memiliki 600 kader desa penguatan keluarga, 600 kader Posyandu, 600 stakeholder untuk penguatan Posyandu, dan 100 kepala sekolah terlatih mencega stunting di semua wilayah sasaran.
Langkah lainnya telah terdistribusikan sebanyak 4.800 porsi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ke keluarga berisiko stunting di 20 desa tadi. Lewat CSPA tadi, targetnya prevalensi stunting di Tanah Air tahun 2024 menjadi 14 persen sesuai target pemerintah.
(*)