Menteri Haji Saudi Ke Tanah Air, Antrean Haji Bukan Per Provinsi Lagi?
angkaberita.id - Selain berikhtiar mendorong pemerintah Arab Saudi menambah kuota haji dari Tanah Air, Kemenag RI juga mempertimbangkan penerapan antrean haji nasional seperti telah berlaku di jemaah haji khusus, bukan per provinsi seperti sekarang.
Sehingga calon jemaah haji, semisal dengan masa tunggu 41 tahun, dapat berangkat lebih cepat. Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag, Nur Arifin tak menampik skenario itu.
Sebab, lanjut dia, sekarang keberangkatan jemaah haji reguler berlaku antrean daerah. Padahal dengan kuota haji, semisal tahun 2022, sebanyak 100.051 jemaah masa antrean akan tetap memanjang.
Karena, jumlah tadi hanya dikurangi 7.226 kursi dipakai jemaah haji khusus. Selebihnya kursi jemaah haji reguler dengan pengaturan sesuai antrean per provinsi, alias kuota dibagi ke 34 provinsi.
Pembagian kuota haji per provinsi, jelas dia, berdasarkan indeks internasionl. Yakni, satu dari seribu orang. Jika penduduk di Indonesia 270-anjuta, dengan penduduk bergama Islam sebanyak 221 juta, maka kuota haji Indonesia sebanyak 221 ribu. Nah, jumlah 221 ribu tadi dibagi ke 34 provinsi.
"Setelah dibagi per provinsi, baru nomor urut per provinsi antrean (pemberangkatannya," beber Arifin. Konsekuensinya, antrean per provinsi memanjang, terutama di provinsi dengan jumlah pendaftar haji tinggi, seperti Sulawesi Selatan.
Arifin mendaku tengah mewacanakan antrean haji secara nasional. "Kalau itu terjadi, (antrean haji) dievaluasi ulang, mungkin solusinya kuota nasional. Kalau tidak boleh ada jarak (waktu tunggu) antarprovinsi, otomatis kan dibuat nasional. Jadi, daftar antreannya juga nasional," kata dia.
Terpisah, Wapres KH Makruf Amin meminta pemerintan Aran Saudi menambah kuota haji Indonesia saat menerima kunjungan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah kemarin. Wapres menyodorkan daftar tunggu berhaji di Tanah Air ada hingga 41 tahun.
Menteri Saudi berjanji akan memberikan pelayanan terbaik, termasuk keinginan penambahan kuota. Selain jemaah haji Indonesia besar, juga hubungan erat kedua negara. "Pemerinta Arab Saudi fokus memberikan pelayanan terbaik untuk jemaah haji, terutama dari Indonesia," kata Tawfiq.
(*)