angkaberita – Tekad Pemprov Kepri menggali duit PAD dari Taman Gurindam 12 agaknya telah bulat. Selain memproses lelang, termasuk melibatkan BUMD, Pemprv menggadeng DPRD Kepri juga mengebut revisi Perda Aset.
Bersama Ranperda RTRW Kepri 2017-2037 dan Ranpeda Penyelenggaraan Cadangan Pangan, masing-masing, masuk Prolegda tahun 2025, Pemprov mengusulkan dua Ranperda ke Prolegda tahun 2026, termasuk Perda Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman.
Revisi Perda Aset, persisnya Perda Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD), menjadi perhatian. Sebab, pengusulan setelah gaduh rencana pengelolaan Taman Gurindam 12 di Tanjungpinang. Di atas lokasi reklamasi tadi, Pemprov berencana menghadirkan ekosistem bisnis, terutama gerai usaha branded.
“Masuk (Prolegda) tahun 2026,” ungkap Wahyu Wahyudin, Anggota Bapemperda Kepri, mengonfirmasi revisi Perda No. 3/2018. Hanya, dia mengaku belum dapat menjelaskan detail rencana revisi Perdanya. “Datanya (usulan revisi) di kantor, besok saja cek,” janji legislator dari PKS, Minggu (9/11/2025).
Mirip Harbour Bay
Langkah Pemprov melelang Taman Gurindam 12 demi kepentingan penerimaan APBD dengan menggandeng pihak ketiga, sempat memancing kontroversi. Sejumlah kalangan warga menolak rencana itu, apalagi kabar rencana pengembangannya simpang siur.
Pemko, melalui Wako Lis Darmansyah, juga ikut bersuara lantaran lokasi berada di Tanjungpinang. Tapi, setelah bertemu Gubernur Ansar, sikap Lis melunak. Ansar sendiri, dalam banyak kesempatan, ingin menjadikan Tanjungpinang menjadi ikon pariwisata di Kepri.
Dia berangan Tanjungpinang menjadi “Little Hongkong”, atau setidaknya mirip Malaka. Dua destinasi pariwisata di Tiongkok dan Malaysia identik dengan wisata kuliner dan pedestrian. Tapi, karena keterbatasan APBD, Gubernur Ansar justru menggeber Pulau Penyengat dengan Tugu Bahasa.
Sedangkan “Little Hongkong” dan Malaka, untuk sebagian, menjadi Harbour Bay di Batam, dengan skala terbatas, saat membayangkan pengeloaan Taman Gurindam 12. Dengan bukti, dia menyodorkan ke publik lokasi akan berdiri bisnis branded berdampingan dengan UMKM, dengan melibatkan BUMD.
Hasrat Ansar tak berlebihan, sebab lokasi kota lama Tanjungpinang, seperti Jalan Merdeka dan Jalan Wiratno, telah berbenah berbenah menjadi distrik kuliner dan pedestrian tourism. Di Jalan Merdeka, seperti Samanko semisal, di akhir pekan pengunjung berjubel, termasuk dari Singapura.
Mereka menghabiskan waktu ke Tanjungpinang, dengan pulang hari. Sensasi serupa juga terpantau di Jalan Wiratno, sebelah Ramayana. Di sana, seluruh ruko belakang McD telah terisi gerai kuliner. Kondisi serupa juga terlihat di Harbour Bay di Batam.
Nah, bukan tak mungkin, jika kelak terelisasi gerai branded di Taman Gurindam 12, bakal ada koridor langsung ke Pelabuhan Sri Bintan Pura dari Taman Tugu Sirih, dengan mengubah pintu keberangkatan internasional sekarang menjadi pintu keberangkatan domestik.
(*)

