Site icon angkaberita.id

Kelas ‘Diplomat Mengajar’ Di UMRAH Hadirkan Sigit Konjen RI Di Johor

kapal tengah lego jangkar di perairan dekat batam. jembatan batam ke bintan menjadi harapan baru mendorong pertumbuhan ekonomi di kepri setelah mandegnya soal lego jangkar/foto via batamnews.co.id

angkaberita -  Gagasan kelas “Diplomat Mengajar” Pemprov melalui Badan Pengelola Perbatasan Kepri akhirnya terealisasi. Gandeng FISIP UMRAH, mereka menghadirkan Sigit Widiyanto Konjen RI di Johor berbagi pengetahuan dan pengalaman berkarir menjadi diplomat, Senin (8/9/2025) mulau pukul 08.00 WIB di Kampus FISIP, Dompak.

Selain Sigit, dalam hajatan bertajuk “Meniti Karir Diplomasi: Langkah Awal Bersama Praktisi Diplomatik, turut bergabung menjadi narasumber diplomat Ikbal. Nama terakhir berkarir di Direktorat Perlindungan Warna Negara, Ditjen Protokol dan Konsuler Kemenlu RI.

Keduanya akan berinteraksi dengan mahasiswa, termasuk menjawab peluang dan tantangan berkarir menjadi diplomat. “(Ikbal) bergabung melalui zoom,” ungkap Doli Boniara, Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kepri, kemarin. Kelas melibatkan mahasiswa Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UMRAH.

Border Tourism

Di Kepri, Sigit terbilang nama familiar berkat kolaborasinya dengan Pemprov, khususnya Dispar, menggarap skema pariwisata border tourism andalan di Bumi Segantang Lada. Kerja-kerja dia juga kian kencang seiring rencana pembukaan rute feri roro dari Batam ke Johor.

Selebihnya, bersama Ikbal, keduanya menjadi simpul diplomasi perlindungan WNI di Malaysia, terutama berkenaan kasus PMI illegal dan atau kasus TPPO lewat Kepri ke Malaysia. Langkah Kepri menjadi provinsi daerah kepulauan cukup beririsan dengan kerja-kerja diplomasi, meskipun skup nasional.

Di level internasional, kini armada perang Amerika Serikat tak bisa sembarangan berlayar membelah Laut Jawa tanpa izin setelah PBB mengesahkan konvensi hukum laut (UNCLOS) di tahun 1982 sekaligus pengakuan dunia ke Indonesia sebagai negara kepulauan.

Cikal bakalnya terkacak sejak Deklarasi Juanda, dengan ujungnya kebijakan ZEE. Belakangan dunia mengadopsinya menjadi “Blue Economy”. Pemprov Kepri mengadopsinya menjadi RPJMD menjadi “Kepri Permata Biru”.

(*)

 

Bagikan
Exit mobile version