angkaberita – Lontaran Gubernur Jambi hendak melobi Pemprov Kepri berkongsi di Pulau Berhala agaknya tak main-main. Apalagi, belakangan mereka mulai melirik pariwisata menjadi penambal defisit APBD mereka. Caranya, tentu saja bukan menunggu berkah border tourism seperti Kepri. Tapi?
Lewat Tenaga Ahli Gubernur (TAG), kalau di Kepri istilahnya staf khusus gubernur, mereka rajin bertemu dan bertukar pikiran lewat “Rabuan Series”, semacam FGD lintas lembaga khusus bertujuan membantu Gubernur Al Haris mengelola APBD.
Rabu pekan lalu, bertempat di Disbudpar Jambi, mereka menghadirkan seluruh stakeholder di sana, dengan tema khusus FGD “Strategi Pemasaran Pariwisata Jambi”. Tak main-main, Thamrin Bachri, mantan Dirjen di Kemenpar, kini TAG Jambi, memimpin langsung hajatan itu.
Pangkal diskusi, apakah strategi pariwisata Jambi sesat arah? “Masalahnya bukan hanya apa yang kita punya. Tapi kenapa orang harus datang ke sini?” ucap Thamrin. Klaim dia, pariwisata tak semata menjual tempat, alias destinasi. Tapi, bagaiman menjual alasan orang untuk datang.
Wisata Emosional
Kata dia, orang rela datang dari ribuan kilometer karena ada cerita, ada pengalaman, ada nilai pembeda alias tiada di tempat lain. “(Dan) ada senyum hangat diberikan masyarakatnya,” tegas dia. Pendeknya, sebut dia, tiga kunci pemasaran destinasi ialah (1) Daya tarik emosional (2) Kemudahan akses dan fasilitas, serta (3) Promosi massif dan konsisten.
Dia pun lantas menawarkan resep, berupa branding, “Jambi-Jejak Sejarah Swarna Dwipa Dan Keindahan Alam Sumatera”. Kini, lanjut dia, pekerjaan Pemprov dan Pemko/Pemkan di Jambi membangun infrastruktur berbarengan dengan kerja promosi.
Harus ada festival tahunan membuat orang menandai tanggal sejak Januari. Harus ada branding pariwisata kuat dan tak berubah meskipun ganti kepala dinas. Diskusi mengalir, dan sejumlah pemikiran terlontar. Di Jambi, Syahrasadin menjadi figur kunci TAG, dan dia menginisiasi “Rabuan Series”.
Sadin, sapaan akrab dia, merupakan Sekdaprov Jambi di era Gubernur Hasan Basri Agus, kini anggota DPR RI. “Semua sektor harus bicara,” pesan dia menyebut resep sukses kebijakan pariwisata nantinya. “Kita tidak bisa lagi kerja dalam silo. Kalau semua bergerak sendiri-sendiri, promosi tak akan berdampak. Tapi kalau kita terpadu, narasi Jambi akan menembus dunia,” pesan dia.
Mirip Jurus Kadispar Hasan
Sekilas, pemikiran di “Rabuan Series” tadi, mirip kini Kadispar Hasan terapkan di Kepri. Yakni, tersedianya kalender event pariwisata, sehingga pelancong dapat memilih sensasi plesir sesuai emosi dia. Pelaku pariwisata juga dapat bersiap diri dengan jualan atraksi menarik emosi pelancong.
Hasan juga melontarkan branding, seperti ajakan berpariwisata ke Kepri. Bahkan, saking percaya diri, Kadispar Hasan mengklaim perputara duit pariwisata Kepri tembus Rp 17 triliun setiap tahunnya tersebar ke kabupaten/kota di Kepri, meskipun banyak kalangan menyangsikannya.
Tapi, resep terlontar di Jambi tadi, hampir sepenuhnya tergambar dalam border tourism di Kepri. Pembedanya, TAG di Jambi bergerak dan berikhtiar membantu Pemprov lewat pemikiran. Di Kepri, demi menjawab kritikan publik, sewajarnya mereka mulai menampilkan pemikiran otentik mereka ke publik. (*)