angkaberita – Kendati menggadang-gadang participating interest sebagai sumber PAD baru, Pemprov Kepri agaknya masih ragu dengan potensi ekonomi mereka. Terbukti, dalam draft Ranperda RPJMD 2025-2029, proyeksi PAD lima tahun ke depan rerata laju penerimaan per tahun hanya belasan miliar.
Padahal, kalau merujuk klaim BPS Kepri, potensi PDRB per kapita Kepri setara Brazil. Klaim Pemprov Kepri menyebut participating interest sumber PAD tak berlebihan. Data BI Kepri mengonfirmasi. Pertumbuhan ekonomi Kepri terdongkrak Batam dan Natuna. BPS Kepri juga mengonfirmasi.
Dari Jakarta, Kementerian ESDM lewat SKK Migas juga menguatkan optimisme participating interest di Kepri. Sebab, kata Kepala SKK Migas, kini bukan mustahil mengejar target lifting minyak satu juta barel per hari (BPOD) di tahun 2029-2030, termasuk berkat ladang minyak di Natuna.
Djoko Siswanto merujuk lapangan migas di Terubuk dan Forel serta Banyu Urip langsung Presiden Prabowo resmikan lifting-nya. Dua nama pertama di Kepri, sedangkan terakhir di Jawa Tengah. Sumur Natuna bahkan telah sukses mencapai lifting 20 ribu BPOD, sedangkan Bojonegoro sebesar 30 ribu BPOD.
"Jadi untuk 2025 tahun ini alhamdulillah proyek Forel dan Terubuk diresmikan Pak Presiden dan juga Banyu Urip. Di 2025 itu bisa menambah 15 ribu (barel), sehingga kita bisa mempertahankan decline-nya," ungkap Djoko di DPR, seperti detikcom tulis, Selasa (1/7/2025). Kebijakan PI, untuk sebagian, setelah Bahlil Menteri ESDM lewat Revisi Perpres.
(*)