angkaberita – Menyongsong tahun Indonesia Emas di 2045, pemerintah lewat Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN merancang laju pertumbuhan penduduk di Tanah Air, khusus Sumatera, di Batam. Pengendalian stunting menjadi satu dari sejumlah isu krusial dalam pembahasan.
Rancangan tadi juga mencakup rencana aksi tahun 2025-2029. Petinggi Kemendukbangga/BKKBN turun langsung memimpin konsolidasi perencanaan dan desain rencana aksinya. Kuncinya, kata Inspektur Utama Kemendukbangga/BKKBN, kolaborasi pusat dan Pemda mendesain pembangunan lewat RPJMD.
“Kami akan rancang peta jalan ini bersama-sama dan kami berharap tidak hanya mengatur soal pertumbuhan penduduk, tapi juga urbanisasi, pengendalian stunting dan kualitas generasi penerus bangsa menuju masyarakat sejahtera,” janji Ucok Abdulrauf Damenta, Inspektur Utama Kemendukbangga/BKKBN, seperti antaranews tulis, Selasa.
Ucok menegaskan di depan 230 peserta dari perwakilan Pemprov dan Pemko/Pemkab, serta Dinas Pengendalian Penduduk dan perwakilan BKKBN dari 10 provinsi di Sumatera. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Kemendukbangga/BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto menambahkan peta jalan akan menyesuaikan kemampuan dan target setiap daerah.
Kepri Pamerkan RPJMD
Lewat RPJMD, Kementerian akan memantau realisasi target berdasarkan indikator. Terdapat 30 indikator pembangunan kependudukan masuk dalam RPJMD dan dokumen perencanaan daerah lainnya. Dengan perencanaan rentang lima tahun diharapkan terealisasi penerapan indikator pengawasan target lebih konkret.
Asisten III Setdaprov Kepri, Misni memamerkan cara Pemprov Kepri mengeksekusi indikator tadi lewat RPJMD. Kata dia, dalam draft RPJMD Kepri 2025-2029, Pemprov telah mengintegrasikan 22 dari 30 indikator. Gubernur Ansar telah menyerahkan Ranperda RPJMD bekal penyusunan APBD Kepri ke DPRD.
“Kami sudah mulai melakukan pemetaan terhadap indikator-indikator tersebut. Siasanya, (sebanyak) delapan sedang kami diskusikan agar terakomodasi sepenuhnya,” beber Misni, Kepala Baperenlitbang Kepri 2023-2025. Nah, delapan indikator dalam pembahasan, sebut dia, ialah (1) Angka partisipasi kasar pendidikan tinggi.
Kemudian (2) Persentase penduduk bersertifikat keahlian (3) Persentase pekerja informal (4) Kepemilikan nomor pokok wajib pajak (NPWP). Selanjutnya (5) Indeks lansia berdaya (6) Indeks pengasuhan remaja (7) Kampung keluarga berkualitas dan (8) Net migration rate.
(*)