angkaberita – Geliat industri kuliner di Tanjungpinang mulai terasa. Terbaru, kawasan Jalan Wiratno, bahkan belakangan lokasi identik dengan pusat perbelanjaan dan jalan layang satu-satunya di Bumi Gurindam kini menjadi buruan sejumlah investor.
Denyut kuliner di sana terasa hingga malam hari, dengan sejumlah eatery n coffee, sesuai kantong masing-masing warga Tanjungpinang. Selain menyasar warga kebanyakan, usaha kuliner di Jalan Wiratno juga menjawab kebutuhan ASN di Pulau Dompak dan kawasan Batu Hitam.
Keduanya merupakan lokasi Pemprov Kepri dan sejumlah instansi vertikal serta Koarmada. Geliat kuliner menjadi strategis lantaran menjadi jalur akses ke berbagai tujuan di jantung Tanjungpinang. Selain J.Co, di sana juga terdapat sejumlah kedai kopi.
Kemudian juga terdapat toko roti dan cake kenamaan di Pinang. Makanan berat, terdapat Ayam Taliwang dan McDonald serta Richesse Factory. Dua nama terakhir menjamur di sejumlah kota besar. Di Tanjungpinang, Richesse bahkan terdapat dua lokasi, termasuk di Batu 9.
Praktis, dari simpang Disdagin ke arah Batu Hitam, berjajar sejumlah gerai kuliner. Di malam hari, Jalan Wiratno menjadi buruan warga bersantap malam, terutama mereka penyuka ayam penyet dan pecel lele. Nah, pecel lele di sana terhitung legendaris, sebanding dengan Bintang Rasa di Batu 6.
Buruan Investor Kuliner
Tapi, denyut paling terasa di “Distrik Kuliner Wiratno” ialah kian terisinya ruko samping Tanjungpinang Mall, warga mengenalnya dengan Ramayana. Sejak buka RM Damai, deret ruko di sana mulai terisi. Terbaru di sana Seoul Café, penyedia khusus menu Korea, dan bubur ayam khas Tiongkok.

mulyadi tan, ketua asparnas kepri/foto via batamnews
Mulyadi Tan, Ketua Asparnas Kepri, tak menampik perkembangan itu. Kata dia, 12 ruko dalam deret tadi juga segera terisi gerai kuliner terenak di Tanjungpinang. “Dari masakan nusantara (hingga kuliner) internasional,” sebut Ahi, sapaan akrab suami dari Winda Idol.
Bisnis kuliner, termasuk lewat UMKM, kini menjadi andalan Pemko menggeliatkan ekonomi Tanjungpinang. Apalagi, sektor pariwisata menjadi ikhtiar mengerek APBD lewat arus kunjungan. Sensasi kuliner, praktis menjadi itenary paling masuk akal.
Kalau swasta menggarap “Distrik Kuliner Wiratno”, Pemko beriktiar dengan pasar malam dan street food, lengkap dengan pro kontranya selama ini. Di Tanjungpinang, disebut-sebut, telah terbentuk persatuan UMKM kuliner spesialis pasar malam.
Selain Jalan Merdeka, UMKM kuliner juga terdapat di Ganet dan sekitarnya. Kemudian Jalan Pemuda, dan tentu saja, kawasan Gurindam 12. Namun, kondisi mereka jatuh bangun seiring arah angin kebijakan Pemko, mirip kisah Anjung Cahaya dan Akau Potong Lembu.
(*)