angkaberita - Asparnas Kepri terus mencoba terobosan menggerakkan industri pariwisata di Bumi Segantang Lada, seperti di Tanjungpinang. Terbaru, mereka bersiap memberikan kejutan event di TCC Mall guna memanjakan warga di Pinang-Bintan dan sekitar, termasuk wisman jiran sempena long weekend di akhir Mei.
Hanya saja, Asparnas Kepri masih mengunci rapat kejutan dimaksud. “Kita lagi rancang satu event di Tanjungpinang, mohon doanya supaya terlaksana,” kata Mulyadi Tan, Ketua Asparnas Kepri, Rabu (14/5/2025). Tim Asparnas, lanjut dia, tengah mereview event rencananya di TCC Mall tadi.
Namun berkaca dari pengalaman sebelumnya, Asparnas terbilang rutin menggelar event di Tanjungpiang, terutama di TCC Mall. Apalagi Pemko Tanjungpinang sedang bersemangat menangkap peluang pariwisata lewat kemudahan regulasi berupa relaksasi visa kunjungan.
Terbaru, Kemenipas dikabarkan telah memberikan lampu hijau usulan relaksasi visa ke Kepri. Lewat skema border tourism, Pemprov melalui Dispar Kepri mengusulkan easy access berupa kemudahan visa kunjungan ke Kepri lewat Singapura bagi entitas di luar subjek VoA.
Sinergi Stakeholder Wisata
Nah, di akhir Mei bakal libur bersama sempena perayaan Paskah, mulai 29 Mei. Kepri, kata Ahi sapaan akrab Ketua Asparnas Kepri, harus menangkap peluang itu. Hanya, tak bisa digarap secara sektoral. Kata dia, perlu kerjasama lintas stakeholder, seperti perhotelan, operator feri, pengelola destinasi wisata, dan sebagainya.
Pendeknya, seluruh ekosistem industri pariwisata di Kepri. Kata kuncinya, mendesain dan menawarkan satu paket promosi atraktif dan menarik agar pelancong ngebet berkunjung. Ke depan, dia bahkan mengusulkan sejak sekarang agenda pariwisata long weekend di Kepri disusun sejak sekarang.
“Bulan apa, hari apa, supaya paket promosi dapat diblast dan promosikan lebih awal supaya orang luar kota aware (mengetahui),” ajak dia. Sebelumnya, Kadispar Guntur Sakti juga mendorong stakeholder pariwisata di Kepri memaksimalkan peluang relaksasi kebijakan visa kunjungan ke Kepri dalam waktu dekat.
Sementara itu, dengan kondisi depresiasi rupiah sekarang, dia berharap stakeholder dapat mengemasnya menjadi cuan, dengan menawarkan paket pariwisata ke mereka selama ini hanya dalam impian saja. Istilahnya, kemewahan yang terjangkau (affordable luxury).
Dengan memanfaatkan selisih kurs di kalangan wisman, terutama dari Singapura. “Sebab, keluhan ongkos transportasi mahal, boleh jadi, tak ada lagi,” sebut dia. Nah, melangkah ke sana, Guntur mengajak stakeholder merapikan dan memastikan ekosistem border tourism di Kepri segendang sepenarian.
(*)