angkaberita – Menteri Kebudayaan berkunjung ke Pulau Penyengat. Dia mengungkapkan perlunya perhatian khusus ke pulau cikal bakal Bahasa Indonesia, termasuk pembangunan Monumen Bahasa di sana. Menteri Fadli Zon membawa sejarawan banjir kenamaan mendampingi dia selama kunjungan, Senin (10/3/2025).
Sejarawan dimaksud ialah Restu Gunawan, Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi. Dia merupakan doktor UI dengan disertasi soal banjir Jakarta berjudul “Kala air tidak lagi menjadi sahabat : Banjir dan pengendaliannya di Jakarta tahun 1911-1985”. Dia khatam ikhwal banjir di ibukota.
Hadir mendampingi Menteri Zon di Penyengat, Gubernur Ansar dan Kepala Balai Pemeliharaan Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Kepri Jumhari. Turut mendampingi mereka Kepala Disbud Juramadi Esram dan Walikota Tanjungpinang Lis Darmansyah.
Zon mengaku datang ke Tanjungpinang memenuhi undangan Gubernur Ansar. “Saya datang atas undangan Gubernur Ansar Ahmad. Terima kasih Pak Gubernur telah mengundang dan meyakinkan saya datang ke Tanjungpinang,” kata petinggi Gerindra itu.
Dua Isu Krusial Terlewatkan
Selain naskah lama dan cagar budaya di Penyengat, termasuk cagar budaya bawah air, Menteri Zon juga menggarisbawahi nilai historis pulau sepeminuman teh dari daratan Bumi Gurindam dalam perjalanan sejarah NKRI. Selebihnya, kedatangan dia disebut-sebut terkait Monumen Bahasa.
Setelah sempat mangkrak, Gubernur Ansar bertekad merealisasikan pembangunan monument calon ikon destinasi wisata di Kepri sejak 2014. Kepala Disbud Kepri mengamini soal itu. “Gubernur minta support pembangunan Monumen Bahasa di Penyengat,” kata Juramadi Esram, lewat pesan WA.
Jika terealisasi, monumen tadi akan menjadi warisan terbaik Gubernur Ansar bagi kepariwisataan di Kepri. Sebab, dia telah jor-joran membangun Penyengat menjadi destinasi unggulan pariwisata di Tanjungpinang. Diperlukan biaya Rp 65 miliar, Pemprov telah menganggarkan Rp 25 miliar lewat APBD.
Lewat jalan berkelok, termasuk penganugerahan gelar adat LAM, Ansar berusaha memastikan Penyengat mendapat perhatian pengambil kebijakan di pusat. Bahkan, Kejagung siap memberikan pendampingan nantinya. Sayangnya, dua ikhwal terlewat dalam kunjungan Menteri Zon ke ibukota Kepri. Pertama, soal wacana Museum Rumpun Melayu di Lagoi, Bintan.
Padahal, Menteri Zon berhasrat menjadikan museum legacy dia selama menjabat. Kedua, soal historiografi alias penulisan ulang sejarah nasional di Tanah Air. Menteri Zon juga menjadikannnya prioritas. Tidak terdengar usulan agar Kesultanan Riau Lingga mendapat tempat di historiografi terbaru nantinya. Kesultanan Riau Lingga memiliki dalih sahih mendapat tempat itu.
(*)