Kisah 7 Staf Khusus Raja Majapahit, Berakhir Menjadi Pemberontak

angkaberita - Keberadaan staf khusus, termasuk di Kepri, terus menjadi pergunjingan. Sebagian kalangan menuding mereka membebani APBD tanpa kinerja pekerjaan jelas. Selebihnya, Gubernur Ansar justru menambah staf khusus menjadi 17 orang dari sebelumnya 14 orang.

Jauh sebelum kontroversi di Kepri, keberadaan staf khusus juga tercatat di Kerajaan Majapahit. Mereka merupakan orang dekat sang raja dengan keahlian masing-masing membantu Raden Wijaya memerintah kerajaan di ujung timur Pulau Jawa, kelak menjadi kerajaan terbesar di Tanah Air.

Seperti tulis sindonews mengutip buku berjudul "Sandyakala di Timur Jawa 1042-1527 M Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II hingga Majapahit", terdapat tujuh staf khusus Raden Wijaya selama bertakhta di Kerajaan Majapahit. Dharmaputra, istilah mereka, tertulis dalam naskah kuno Kakawin Pararaton.

Mereka, yakni Ra Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa. Hanya saja, Kitan Negarakertagama tak menulis jabatan resmi mereka. Namun, dalam buku pertama, jabatan Dharmaputra disebut sebagai pengalasan wineh suka. Alias, pegawai istimewa kesayangan raja.

Raja mengangkat mereka lantaran keahlian dan kompetensi masing-masing. Seperti Ra Tanca, seorang tabib dan dikenal berhasil menyembuhkan penyakit mematikan diderit raja. Ra Kuti karena piawai soal kemiliteran. Istilahnya cakap sebagai hulubalang.

Namun, tulis buku tadi, sepeninggal Raden Wijaya, pengaruh mereka mula berkurang. Jayanegara, raja pengganti di Kerajaan Majapahit, lebih mempercayai nasehat Dyah Halayudha, alias Mahapatih saat itu. Ujungnya, satu per satu staf khusus Raden Wijaya disingkirkan, bahkan dilenyapkan atas nama kerajaan. Ujungnya, lantaran tudingan memberontak, sebagian mereka benar-benar memberontak. Seperti Ra Kuti.

(*)

Exit mobile version