angkaberita.id

Terbukti Unggul Di Zona Konflik, Drone Turki Bakal Jaga Tapal Batas Natuna

anka drone tempur pabrikan turki di natuna/foto via zonajakarta.com

angkaberita – Skenario perang masa depan agaknya mendorong pasukan infanteri di garis belakang, dengan mengandalkan skuad tempur udara seperti drone. Terbukti unggul di sejumlah zona konflik, pemerintah lewat TNI AU disebut-sebut akan menempatkan drone pabrikan Turki menjaga tapal batas NKRI di Natuna.

Nantinya mereka menggantikan drone pabrikan China beroperasi selama ini. TNI AU akan menempatkan di Lanud Raden Sadjad di Ranai. Indonesia telah meneken kerjasama dengan Turkish Aerospace Industries (TAI), termasuk pembelian drone serbu dan pengawas Anka. TNI AU akan mendatangkan 12 drone senilai 300 juta dolar AS, setara Rp 4,8 triliun

Antisipasi Singapura

Oktober 2025, sebagian mereka dijadwalkan tiba di Tanah Air. Seperti tulis zonajakarta.com, enam drone di antaranya pabrikan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai bagian transfer teknologi. Selain kemampuan pengawasan dan pengintaian, drone Anka juga berspesifikasi tempur dengan teknologi beyond-vision range (BRV) atau kemampuan tempur jarak jauh.

Selain itu, Anka bisa terbang dalam berbagai cuaca baik malam maupun siang. Malaysia dikabarkan was-was dengan penempatan drone Anka ke Natuna. Lewat drone Turki, Azerbaijan memaksa Armenia mundur dari wilayah Nagorno-Karakbah. Selain konflik Azerbaijan-Armenia, drone Turki juga berandil di melengserkan rezim Asad di Suriah serta perang Ukraina.

Natuna sendiri menjadi front konflik Laut China Selatan. Selain rencana penempatan drone di Natuna, pemerintah lewat TNI AU juga telah merombak skenario pertahanan di tapal batas utara NKRI. Terbaru, menggeser skuadron Hawk dari Lanud Pekanbaru, Riau dan Lanud Supadio di Kalbar, dan menggantinya dengan skuadron Rafaele pabrikan Prancis. Hawk bergeser ke Lanud di Jawa. Sehingga F-35 Amerika Serikat di Singapura tak leluasa pamer keunggulan di tapal batas.

TNI Rekrut Pasukan Siber

Terpisah, Mabes TNI berencana merekrut sipil berkeahlian siber menjadi tentara. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan rencana di Rapim TNI. "Kalau di bidang lain, seperti siber, saya merekrut khusus siber yang memang dia yang tadinya orang siber, sipilnya siber, kita jadikan jadi tentara," kata Panglima TNI, seperti detikcom tulis, Sabtu (1/2/2025).

Nantinya lanjut dia, aka nada kurikulum khusus rekrutan tadi menjadi tentara siber. Targetnya mengasah keahlian mereka. Sebab, cara itu lebih cepat dibanding mendidik tentara menjadi ahli siber. Mabes TNI berencana membuka rekrutmen lewat perwira karir non Akademi TNI. “Sehingga saat dia dilantik dia punya kemampuan siber (militer),” sebut Jenderal Subiyanto.

(*)

Bagikan
Exit mobile version