Tebak-tebak Buah Manggis Di Balik Antrean Pertalite SPBU Tanjungpinang

foto reuters/max rossi via republika.co.id

angkaberita.id - Saat kas Pemprov Kepri dikabarkan melompong lantaran APBD Perubahan masih dalam koreksi Kemendagri, sejumlah SPBU di Tanjungpinang mendadak terjadi antrean pembelian Pertalite. Ujungnya, muncul spekulasi bermacam-macam. Termasuk, modus mendatangkan cash money ke kas tadi.

Logikanya, dengan antrean memanjang. Pemotor akan beralih ke BBM non subsidi. Pertalite merupakan BBM bersubsidi. Nah, lewat Pertamina, Pemda di Kepri termasuk Pemprov berhak pajak BBM dari setiap liter transaksi pembelian BBM non subsidi. Hanya saja, Pertamina enggan menjawab soal mekanisme penyaluran duit pungutan pajak tadi ke Pemda.

Penyaluran secara simultan atau menunggu termin waktu tertentu? "Kami tanyakan dulu nanti ke fungsi terkait yang menangani (penyaluran pajak BBM)," kelit Tengku Muhammad Rum, Section Head Commrel Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, kemarin. Kabar baiknya, spekulasi tadi tak lebih "tebak-tebak buah manggis", karena antrean Pertalite beberapa waktu terakhir ternyata akibat kerusakan mesin dispenser BBM di sejumlah SPBU Tanjungpinang.

Tapi, kerusakan berbarengan menimbulkan tanda tanya. Bahkan, Rudy Chua, anggota DPRD Kepri, memintas Pertamina buka-bukalan menjelaskan kejadiannya. Tanpa penjelasan, hanya akan memantik dugaan gegara kisruh pembelian berbasis aplikasi, alias barcode di sejumlah SPBU. Karena, informasi terhimpun, belum semua SPBU di Tanjungpinang menerapkannya. Kerusakan, meskipun belakangan berhasil diperbaiki satu-persatu memang terjadi di SPBU dengan konsentrasi penduduk besar. Seperti di Tanjungpinang Timur.

Keseluruhaan ada 7-8 SPBU di Bumi Gurindam, sebagian besar terkonsentrasi di areal radius kurang dari delapan kilometer. Sehingga begitu terjadi kerusakan mesin dispenser BBM di luar areal radius tadi, terjadi migrasi pembelian Pertalite ke SPBU lainnya. Alhasil, antrean pemotor terlihat mengular. Selain kerusakan "berbarengan", berbagai spekulasi di publik muncul juga gegara respon Pertamina berbeda, alias tak sepintu.

Semula Rum enggan menjawab, meskipun koleganya memiliki pandangan lain terkait antrean pembelian Pertalite di Tanjungpinang tadi, termasuk kemungkinan lonjakan permintaan. Beruntung, sang bos turn tangan. Lewat keterangan tertulis, Susanto August Satria memberikan penjelasan. Selain mengimbau konsumen tak perlu panik, tulis Satria dalam pesan diteruskan Rum kepada angkaberita, mereka juga memastikan stok Pertalite aman, alias tersedia.

SPBU juga telah kembali beroperasi normal setelah perbaikan. "Kami terus melakukan berbagai upaya perbaikan guna memastikan pelayanan berjalan dengan lancar dan kebutuhan masyarakat akan Pertalite terpenuhi," kata Area Manager Comm, Rel, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, kemarin. Pendeknya, mereka kompak memastikan stok Pertalite aman.

Penegasan itu sekaligus menjawab rumor pembatasan Pertalite, dan kisruh pengisian berbasis aplikasi barcode. Antrean BBM bukan barang baru di Tanjungpinang. Sebelum Pertalite, juga terjadi antresan solar. Bedanya, antrean solar gegara migrasi Fuel Card di Bintan-Tanjungpinang tak serentak, sehingga terjadi peluang migrasi pembelian.

(*)

Bagikan