prabowo subianto ketum gerindra/foto antara/wahyu putro a via katadata
angkaberita.id - Ide Prabowo Subianto, Presiden RI Terpilih hasil Pilpres 2024, membentuk "Presidential Club" bergayung sambut. Presiden Jokowi menyambut baik rencana itu. Bahkan, dia berkelakar kalau perlu pertemuan mereka nantinya per dua hari sekali.
"Dua hari sekali (bertemu) ya enggak apa-apa," kata Jokowi, seperti dikutip Kompas.com, Jumat (3/5/2024). Jokowi juga menyebut bagus usulan Menhan tadi. Jubir Prabowo sebelumnya menyebutkan klub eksklusif tadi menjadi forum informal mantan Presiden RI duduk mendiskusikan masalah kebangsaan.
"Insya Allah pada waktunya, Pak Prabowo pasti bertemu secara bersamaan, duduk bersama dengan Pak Jokowi, Pak SBY, dan Bu Megawati," kata Dahnil Simanjuntak. Prabowo, klaim Dahnil, ingin para mantan presiden bisa tetap bertemu rutin dan berdiskusi masalah kebangsaan di klub tadi.
Selebihnya, Prabowo ingin pemimpin Indonesia kompak dan guyub dengan kepentingan rakyat. Seperti diketahui, jika Prabowo resmi menjabat Presiden RI, tiga orang bakal menjadi anggota klub tadi. Yakni, SBY dan Megawati serta Jokowi.
Hanya saja, sudah menjadi rahasia umum, hubungan ketiganya tak selalu mulus. Mega dengan SBY dan Jokowi terkait Pilpres. Pembedanya, SBY saat maju ke Pilpres 2004, dan Jokowi saat mendukung Gibran, anaknya menjadi duet Prabowo di Pilpres 2024.
Kendati berbeda, ikhtiar serupa juga telah dicoba sejumlah negara. Singapura semisal, memberikan tempat di kabinet setiap perdana menteri dengan jabatan menteri senior atau menteri mentor. Sematan terakhir khusus PM Lee Kwan Yew, bapak bangsa Singapura.
Sedangkan kini menteri senior malah tak terbatas kepada mereka pernah PM saja. Di Amerika Serikat, setiap presiden habis masa jabatan langsung mendirikan yayasan dan lembaga think tank dengan mengusung namanya. Sehingga legacy dan pemikiran tetap terdengar ke pemerintahan petahana.
(*)