angkaberita.id

Jadi Buruan PMA, Mengintip ‘Listrik Halal’ Lewat PLN Batam

kantor pln batam/foto via plnbatam.com

dirut pln batam muhammad irwansyah (dua dari kiri) usai penandantangan kerjasama rec dengan pln persero/foto dok pln batam

Jadi Buruan PMA, Mengintip ‘Listrik Halal’ Lewat PLN Batam

Sejak Singapura resmi sepakat mengimpor listrik rendah karbon Indonesia lewat Batam, bisnis green energy di jantung ekonomi di Bumi Segantang Lada berkembang pesat. PLN Batam piawai menangkap peluang kecenderungan itu, termasuk lewat skema “listrik halal” berbasis sertifikasi energi baru terbarukan, alias renewable energy certificate

WAJAH Muhammad Irwansyah Putra terlihat semringah, Jumat dua pekan lalu. Bersama Nayusrizal, EVP Sales and Enterprise Customer Service PT PLN (Persero), dia memaberkan nota kerjasama Green Energy as a Service: Renewable Energy Certificate Partnership, Jumat (8/12/2023).

Edi Srimulyanti, Direktur Retail Dan Niaga PT PLN (Persero) menjadi saksi penyerahan amanah PT PLN (Persero) ke PLN Batam menjadi penyedia Renewable Energy Certificate ke kalangan bisnis di Sumatera, khususnya di Batam.

Kerjasama tadi hanya hitungan hari setelah PLN Batam sukses menggaet PT McDermott Indonesia menjadi pelanggan pertama green energy di Batam lewat skema PLTS Rooftop. Dengan REC, PLN Batam menjadi satu-satu penyedia “tiket” bicara di panggung bisnis ramah lingkungan internasional.

Edi menyebut penerapan REC di PLN Batam menjadi pilot project kerjasama penyediaan green energy berbasis partnership sebagaimana atribut green energy. REC merupakan bentuk layanan PLN kepada pelanggan memerlukan sumber energi hijau. Sehingga memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan internasional penggguna energi baru terbarukan (EBT).

Kata Edi, kerjasama tadi langkah nyata mendukung transisi energi bersih di Tanah Air. “Semoga PLN Batam dapat menjalankan layanan REC dengan baik,” pesan dia. Dirut PLN Batam, Irwansyah berterima kasih atas dukungan penuh PLN Persero. “PLN Batam berkomitmen mendukung transformasi PLN dan transisi energi,” tegas dia.

Bekal tadi lanjutnya, juga bentuk komitmen mencapai bauran energi baru terbarukan 23 persen di tahun 2025, dan net zero emmission di tahun 2060. Bentuknya PLN Batam ke depan mengembangkan produk layanan energi rendah karbon, termasuk lewat serttikat EBT.

Sertifikasi tadi juga menjadi tonggak terobosan PLN Batam menjawab kebutuhan industri di Batam lewat produk berbasis green energy sehingga naik kelas di pasar internasional. Tak butuh lama, sejumlah perusahaan modal asing (PMA) di Batam disebut-sebut telah mengantre mendapatkan REC lewat PLN Batam

Perusahaan Asing Antre

Meski belum terkonfirmasi, sejumlah perusahaan tadi terhitung pemain besar industri di Batam. Bahkan, beberapa di antaranya pernah mendapatkan penghargaan dari BP Batam. Tak sedikit nilai investasi mereka di Batam, dan seluruhnya berorientasi ekspor.

Seperti PT Infineon Technologi Batam, PT McDermott Indonesia, PT Amtek Engineering, PT Patria Maritim, dan Nongsa Digital Park. Nama terakhir merupakan KEK digital di Batam, dengan dukungan kelistrikan sepenuhnya dari PLN Batam. Khusus PT McDermott Indonesia dan PT Amtek Engineering berstatus pelanggan kelitrikan PLN Batam.

Kelebihan REC meningkatkan nilai tambah perusahaan terkait dukungan dan komitmen terhadap energi baru dan terbarukan, khususnya di Indonesia. Skema REC dari PLN Batam terdiri dua jenis. Yakni, bersumber pembangkit EBT di Batam, rencananya PLT Terapung di Dam Tembesi, dan listrik PLN lewat PLN Batam.

Yakni, membeli REC PLN lewat PLN Batam. Terbaru, BP Batam Kami (28/12/2023) pekan lalu baru saja resmi meneken kerjasa penyewaan Dam Duriangkang dan Dam Tembesi menjadi lokasi PLTS Terapung pertama di Batam, dengan mitra strategis masing-masing. BP Batam lewat badan usaha SPAM mereka akan menyewakan keduanya selama 25 tahun ke depan.

Kompensasinya, masing-masing, PT Batam Sarana Surya (BSS) dan PT TBS Energi Utama (TBS),pihak mitra akan membangun PLTS terapung di sana, dengan kapasitas masing-masing 120 MWp dan 46 MWp. “Ini toggak awal Batam menuju green energy,” kata Wan Darusaalam, Anggota BP Batam Bidang Pengusahaan usai meneken kerjasama.

Sesuai arahan Ketua BP Batam, Wan mengatakan Batam bersiap menjadi hub pengembangan energi baru terbarukan (EBT) guna mendongkrak perekonomian daerah dan nasional. Sektor EBT juga menjadi andalan Batam memikat calon investor berinvestasi. Pemerintah melalui Kemenko Perekonomian juga menjadikan Batam jantung konsentrasi industri energi baru terbarukan, termasuk lewat Rempang Eco City

Listrik Halal

Di Indonesia, PLN memperkenalan skema REC sejak tahun 2020. Telah belasan perusahaan asing skala besar bergabung membelinya. REC seiring tren global, yakni bisnis berkelanjutan, dan bisnis dengan menggunakan energi ramah lingkungan bersumber dari EBT, alias non fossil fuel.

REC, seperti tulis investopedia, sertifikat yang membuktikan bahwa produksi tenaga listrik per megawatt-hour (MWh) berasal dari pembangkit listrik. 1 unit mewakili produksi energi 1 MWh. Nah, setiap REC terbit mendapat pengakuan penggunaan energi terbarukan dan menjadi bukti kepemilikan sertifikat standar internasional.

Kenapa perlu REC? Listrik dihasilkan dari beberapa jenis pembangkit energi baru terbarukan. Semua terkirim lewat jaringan transmisi. Tapi, saat masuk ke jaringan bercampur dengan jaringan listrik berbasis BBM atau fossil fuel, biasa disebut listrik kotor atau tak ramah lingkungan.

Bisa disebut “listrik haram” karena pakai BBM. Nah, pelanggan pembeli REC dapat mengklaim listriknya halal, bukan energi kotor yang bertentangan dengan aksi nyata keberlanjutan global bagi pengurangan emisi.

Dengan menggunakan listrik energi terbarukan akan menaikkan citra perusahaan yang peduli terhadap lingkungan berkelanjutan. Mereka dapat mengklaim usahanya turut mendukung upaya pengurangan emisi sebagai green business dengan green product.

Tren kebutuhan pelanggan akan labeling green business, PLN Batam menjawabnya. Ujungnya, selain memberikan tiket sertifikasi “listrik halal” ke pelangga, PLN Batam lewat REC juga membantu menambah cuan PLN (Persero).

Sebab, meskipun harga unit REC satu sama lain negara berbeda, tapi jelas merupakan pemasukan. Tahun 2020, PLN menjual per unit REC sebesar Rp 35.000. Tinggal dikalikan dengan jumlah listrik halal yang dipakai pelanggan. (*)

Bagikan
Exit mobile version