Yan Fitri Gantikan Kapolda Tabana, Kasus Honorer Fiktif Sekretariat DPRD Kepri Lanjut?
angkaberita.id - Kapolri menunjuk Brigjen Yan Fitri, rekan seangkatan Wakapolri, menjabat Kapolda Kepri menggantikan Irjen Tabana Bangun. Selain Tabana masuk usia pensiun, pergantian berselang heboh pengusutan kasus honorer fiktif di DPRD Kepri. Berlanjutkah?
Yan kembali menjabat di Kepri lewat ST Kapolri Nomor ST/2750/XII/KEP./2023, tertanggal 7 Desember, diteken Irjen Dedi Prasetyo Asisten SDM Kapolri. Bersamaan Kapolda Yan Fitri, Kapolri juga merotasi sejumlah pejabat teras Polda Kepri, termasuk Kombes Nasriadi Dirreskrimsus.
"Kapolda Kepri berganti dari Irjen Tabana Bangun ke Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah," kata Kombes Zahwani Pandra, Kabid Humas Polda Kepri, seperti dikutip detikcom, Kamis (7/12/2023). Kata Zahwani, Yan merupakan putra daerah Kepri dan pernah menjabat Wakapolda.
Berdasarkan data, selama menjabat 2015-2016 dan 2017-2020, Yan menjadi tandem empat Kapolda. Yakni, Kapolda Arman Depari dan Kapolda Sam Budigusdian serta Kapolda Didid Widjanardi dan Kapolda Andap Budhi Revianto. Zahwani menyebut rotasi sebagai persiapan pengamanan Pemilu 2024.
Sedangkan pejabat teras Polda beralih jabatan dan penugasan seperti:
1. Karo SDM Polda Kepri, Kombes Deni Setyo Utomo bergeser ke jabatan sama di Polda Riau. Penggantinya Kombes Irvan Prawira Satyaputra, Kabag Yanhak Rowatpers SSDM Polri.
2. Dirresnarkoba Polda Kepri, Kombes Bagus Suropratomo Oktobrianto menjabat Dirreskrimsus Polda Sumsel. Penggantinya Kombes Dony Alexander, Kabag Yanmas Robinopsnal Bareskrim Polri.
3. Dirreskrimsus Polda Kepri Kombes Nasriadi bergeser ke jabatan serupa di Polda Riau. Penggantinya AKBP Putu Yudha Prawira, Wadirreskrimsus Polda Sumsel.
Honorer Fiktif
Pertengahan November lalu, Polda Kepri mengumumkan pengusutan kasus dugaan honorer fiktif di Sekretariat DPRD Kepri. Polda bahkan telah mengambil keterangan 22 saksi. Terdapat ratusan honorer fiktif rekrutan Setwan sejak tahun 2021.
"Kami sudah meminta keterangan 22 orang dari korban hingga pekerja di Setwan DPRD Kepri bagian keuangan, rekrutmen dan lainnya. Kalau oknum pejabat belum diperiksa, ini masih terus bergulir," kata Nasriadi, seperti dikutip Liputan6, saat itu.
Modusnya, lanjut dia, terbagi tiga klaster. Pertama, ada pelamar tidak lolos mendaftar honorer Setwan, tapi datanya dicuri dan diterima sebagai honorer. Kasus terungkap, saat pelamar tak lolos ternyata telah terdata di BPJS Ketenagakerjaan, meskipun tak bekerja di Setwan.
"Meski terdaftar sebagai honorer, korban tidak menerima gaji dan tidak mengetahui hal itu sama sekali," beber Nasriadi. Kedua, honorer dinyatakan lulus, tapi tidak pernah masuk kantor dan menerima gaji setiap bulannya. Ketiga, ada oknum pejabat memiliki pembantu dan sopir didaftarkan sebagai honorer Setwan.
Padahal mereka tak bekerja di sana, tapi bekerja di pejabat tadi. "Mereka kerja pribadi pada oknum pejabat, tapi digaji negara," sebut Nasriadi. Kapolda Tabana, seperti pengakuan Kabid Humas, menegaskan penyelidikan berlanjut hingga tuntas.
"Penyelidikan, penyidikan ini harus bertingkat dan tidak mandek," kata Zahwani, seperti dilansir rri.go.id, Kamis (16/11/2023). Gubernur Ansar menghormati proses hukum tadi. Bahkan, dia mendorong pengusutan. "Kalau memang ada yang fiktif silahkan ditindak lanjuti, kami hormati proses hukum yang berjalan," kata dia seperti laporan Antara, secara terpisah.
(*)