Miliki ‘Tentara Pribadi’, Sultan Johor Sekutu Anwar Ibrahim Jadi Raja Malaysia

sultan ibrahim (memberi hormat), yang dipertuan agung malaysia per 31 januari 2024/foto via ap

Miliki ‘Tentara Pribadi’, Sultan Johor Sekutu Anwar Ibrahim Jadi Raja Malaysia

angkaberita.id - Ibrahim Iskandar (64) sekutu Anwar Ibrahim, PM Malaysia, terpilih menjadi raja sekaligus kepala negara Malaysia per 31 Januari tahun 2024 selama lima tahun ke depan. Dia akan menggantikan Abdullah Sultan Ahmad Shah, Sultan Pahang, dengan status Yang Dipertuan Agung.

Tahun depan, seperti dilansir AP, giliran Sultan Johor memimpin Malaysia berdasarkan rotasi suksesi sembilan kesultanan di sana. Keputusan menyusul pertemuan sembilan sultan di sembilan negara bagian, Jumat (27/10/2023). Kendati jabatan seremonial, belakangan Yang Dipertuan Agung menjadi kunci pembuka kebuntuan politik di Malaysia.

Sultan Abdullah, Yang Dipertuan Agung sekarang, semisal harus turun tangan menunjuk perdana menteri setelah pemilu di Malaysia terjadi kebuntuan politik. Terbaru, dia menunjuk Anwar Ibrahim menjabat PM, meskipun hasil pemilu koalisi dia hanya menang tipis di tahun 2018.

Sultan Ibrahim, pecinta motor di Johor, mengaku siap mengembang amanah penunjukkan itu. Kali terakhir Sultan Johor menjabat Yang Dipertuan Agung di tahun 1990-an, lewat sang ayah dari Sultan Johor sekarang. "Ini bukan promosi. Ini tanggung jawab saya harus terima," tegas dia, seperti dikutip Bernama, kantor berita Malaysia, "(Rakyat) yang pertama," janji dia.

Penguasa Kesultanan Johor sekaligus kolektor kendaraan mewah dikenal memiliki "tentara pribadi" dan terjuan ke sejumlah investasi bisnis, termasuk saham bernilai jutaan dolar pada projek pengembangan Forest City di Johor dengan pengembang China, Country Garden, belakangan bermasalah.

Dia dikenal dekat dengan PM Anwar, dan menegaskan rezim Anwar seharusnya diberikan waktu membangun perekonomian Malaysia. Selain berstatus kepala negara dan panglima tentara, berdasarkan ketentuan, Yang Dipertuan Agung berhak membubarkan DPR dan mememerintahkan pemilu, dan sejumlah hak ketatanegaraan lainnya.

Dia akan tinggal di Istana, dengan anggaran operasional kenegaraan sebesar lima juta ringgit, setara 1,21 juta dolar. Sejak dulu, termasuk di era PM Mahathir Mohammad, Johor selalu menjadi pendulum politik Malaysia lewat kesepakatan dengan kolonial Inggris.

Bahkan, di masa lalu, disebut hubungan PM Mahathir dan penguasa Johor tak pernah mesra. Johor merupakan cikal berdirinya UMNO, parpol etnis Melayu di Malaysia, sekaligus negara bagian terbesar, meskipun masih kalah kaya dari Selangor.

(*)

Bagikan