Teknology Privy, Rahasia Di Balik Sukses Kongres Ikatan Notaris Indonesia
angkaberita.id - Lewat teknologi identitas digital, Privy, pemilihan Ketum Ikatan Notaris Indonesia (INI) berlangsung secara i-votong, Kamis pekan lalu. Terpilih menjabat Ketum periode 2023-2026, Tri Firdaus Akbarsyah.
Konggres juga menunjuk Yualita Widyadhar, Firdhonal, Alwesius dan Hapendi Harahap sebagai anggota Dewan Kehormatan Pusat INI periode sama. Empat lembaga terlibat dalam pemilihan secara i-voting kemarin. Yakni, Ditjen Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo.
Kemudian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan empat Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE), termasuk Privy. Pemilihan kemarin menjadi tonggak bersejerah penerapan teknologi identitas digital berbasis sertifikat elektronik.
"Khusus terkait proses pemilihan umum," kata Martha Simbolon, Ketua Tim Tata Kelola Sertifikat Elektronik, Ditjen Aptika Kominfo, seperti dilansir republika, Selasa (5/9/2023). Sistem i-voting kemarin bentuk piloting penggunaan identitas digital berbasis sertifikat elektronik di Tanah Air.
Saat pemilihan Ketum, tercatat 16.864 notaris sebagai pemilik hak suara, dengan periode pemilihan selama 9 jam, pukul 11.00-20.00 WIB. Sebanyak 1.896 notaris menggunakan hak suara lewat i-voting. BSSN ikut mengamankan sistem pemungutan i-voting lewat penilaian keamanan teknologi informasi (ITSA) dan pengamanan perimeter jaringan dan host.
"Sistem ini mempermudah pemilih menggunakan suaranya dari mana saja, sekaligus meningkatkan keamanan dengan menjamin identitas pemilih terverifikasi," kata CTO & Founder Privy, Guritno Adi Saputra. Kata dia, penggunaan teknologi identitas digital tidak hanya terbatas pada proses pemilihan saja.
Identitas digital kelolaan Privy semisal, juga dapat menjadi solusi dalam pertukaran data memerlukan tingkat verifikasi tinggi, seperti asuransi, fintech, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.
Sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) berinduk ke Kominfo, Privy telah memverifikasi 40 juta pengguna individu di Tanah Air dan dipercaya lebih 2.600 perusahaan. Terakhir, telah lebih 150 juta dokumen diteken secara digital palai aplikasi Privy.
(*)