UEA-Turki, Rival Politik Bidikan Gubernur Ansar-Walikota Rudi Investasi Ke Kepri
angkaberita.id - Sudah menjadi rahasia umum Turki dan Uni Emirat Arab (UEA) merupakan rival politik dan berseberangan soal diplomasi konflik di Timur Tengah. Seperti blokade Qatar, meskipun belakangan telah damai, dan konflik politik lainnya.
Namun, bagi Kepri melalui BP Batam dan Pemprov Kepri, investasi mereka diperlukan bagi perekonomian di Bumi Segantang Lada. Sebab, meskipun berstatus FTZ dengan belasan KEK, Kepri belum menjadi pilihan pemodal besar.
Data Kementerian Investasi, termasuk dua triwulan terakhir 2023, Kepri termasuk Batam selalu terlempar dari 10 besar daerah tujuan PMA dan PMDN. Selain iklim investasi dan insentif fiskal, keduanya selalu memamerkan keunggulan lokasi.
Katanya tak hanya strategis, seperti berada di jalur perniagaan padat dunia, tapi juga strategis berlokasi sepelemparan batu (choke) dari selat tersibuk di dunia. Pendeknya, jualan keunggulan komparatif. Hasilnya? Sejauh ini, keduanya masih sebatas sembang sana dan sembang sini.
BP Batam mengklaim investor Turki tertarik berinvestasi ke sektor gas dan bisnis kargo. Sedangkan UEA dipameri Pemprov Kepri peluang investasi KEK. Sebagai KDH, keduanya tak keliru melobi Turki dan UEA. Khusus UEA, bahkan bersama Arab Saudi dan Qatar terbilang jor-joran tebar duit ke sana ke sini.
Persaingan paling nyata ketiganya di industri sepakbola. Ketiganya memiliki klub sepakbola bertaburkan pemain bintang di liga elite benua Eropa. Qatar dengan Paris St Germain di Prancis, UEA dengan Manchester City, dan Arab Saudi, baru-baru ini, membeli Newcastle United. Keduanya di Liga Inggris.
Arab Saudi paling sensasional, dengan mendatangkan hampir sebagian pemain bintang di sekujur liga elite benuar Eropa. Lewat lengan investasinya, Arab Saudi membeli pemain bintang, termasuk Christiano Ronaldo CS, dan menempatkan mereka ke empat klub utama Liga Arab Saudi.
Yakni, Al Hilal dan Al Nassr serta Al Ahly dan Al Ittihad. Jika Messi tak kabur ke Amerika Serikat, Liga Arab Saudi tak ubahnya sensasi "koloseum gladiator" di Kekaisaran Romawi. Sekadar pengingat, masih dipercaya di Italia, ukuran tajir di sana jika orang itu memiliki klub sepakbola.
(*)