angkaberita.id

Ngalir Rp 172 Triliun Lewat Xinyi Group, Kepri Bakal Dikte Singapura?

luhut foto via liputan6.com

pulau rempang di batam

Ngalir Rp 172 Triliun Lewat Xinyi Group, Kepri Bakal Dikte Singapura?

angkaberita.id - Kendati PLN Batam dan BP Batam dengan konsorsium masing-masing telah sepakat mengekspor listrik dari PLTS di Kepri ke Singapura nantinya. Tapi, kepastian ekspor tidaknya menunggu perintah Luhut Panjaitan, Menko Marinves.

Dirjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu mengatakan sudah ada nota kesepakatan menyebut ekspor listrik baru direalisasika jika industri panel surya terbangun di Indonesia.

"Ada MoU, nanti ekspornya itu kalau solar panelnya diprodusi di Indonesia," kata dia, seperti dikutip detikcom, Rabu (2/8/2023). JIsman mendaku banyak negara berminat investasi energi bersih ke Indonesia. Terbaru, pabrikan panel surya asal China, Xinyi Group bakal membangun pabrik di Rempang Batam.

Soal ekspornya, dia menyebut itu kewenangan Menko Marintes. "Solar panel itu kan memproduksi energi baru terbarukan. Kebijakannya nanti kan kita lihat dari Kemenko Marves kapan saatnya," beber Jisman. Perkiraan investasi Xinyi Group senilai Rp 172,5 triliun, alias 11,5 miliar dolar AS, dengan kurs Rp 15.000 per dolar.

Sebelum di Batam, pabrikan Xinyi Group telah berinvetasi serupa di ava Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik senilai 700 dolar AS. Kini baru Xinyi Group berminat bangun pabrik panel surya di Indonesia. Sebab, banyak bahan baku keperluan industri panel surya tadi.

Seperti kuarsa, pasir silika, dan batu bara bagi kepentinhan bahan lanjutan panel surya. Yakni, batubara. Sebelumnya Kemenlu melalui Wakil Menlu Pahala Mansury menyatakan pemerintah ingin kerjasama energi hijau saling menguntungkan. Pemerintah tak ingin Indonesia hanya tempat produksinya saja.

"Kita ingin kerja sama tentunya menguntungkan bagi kedua belah negara," beber Pahala, Wakil Menlu sekaligus bankir tersohor. Dia merespon kemarahan Menko Luhut terhadap Singapura. Kata Luhut, Negeri Singa mau enaknya saja.

Sebelumnya sejumlah kalangan di Kepri dan Singapura telah meneken MoU pembangunan PLTS di Bumi Segantang Lada, termasuk PLTS terapung. Kemungkinan ekspor setelah tahun 2030 karena pemerintah baru mau mengembangkan PLTS.

(*)

Bagikan
Exit mobile version