angkaberita.id

Belanda Belum Rela Pulangkan ‘Wong Jowo’ Meskipun Raja Willem Ngaku Salah

fosil manusia prasejarah di indonesia, homo wajakensis ditemukan di tulungagung, jawa timur/foto via detikcom

raja willem alexander, raja belanda/foto via theguardian

Belanda Belum Rela Pulangkan ‘Wong Jowo’ Meskipun Raja Willem Ngaku Salah

angkaberita.id - Tak hanya mengakui kekejaman Belanda selama penjajahan di Indonesia, Raja Willem-Alexander juga meminta maaf negaranya terlibat eksploitasi perbudakan di masa lalu. Terbaru, mereka mengembalikan ratusan benda bersejarah hasil rampasan selama masa kolonialisme di Indonesia.

Kecuali "Wong Jowo", Belanda mengembalikan sebagian besar benda bersejarah hasil rampasan, termasuk batu permata bekas Kerajaan Bali, dikenal dengan "Permata Lombok". Sebanyak 484 artefak bersejarah tadi dikembalikan, termasuk ke Indonesia, menyusul rekomendasi dewan penasihat dalam laporannya tahun 2020.

Inti laporan, Belanda harus mengembalikan tanpa syarat artefak bersejarah hasil rampasan jika diminta negara asal. "Ini momen bersejarah," kata Gunay Uslu, pejabat tinggi Belanda urusan media dan kebudayaan, seperti dikutip TheGuardian, Kamis (6/7/2023).

"Ini kali pertama kami memenuhi rekomendasi komite agar mengembalikan barang rampasan," kata dia. Selain "Permata Lombok", Belada juga mengembalikan patung bekas peninggalan Kerajaan Singosari, dan keris dari Kerajaan Klungkung, serta sejumlah benda bersejarah dari Indonesia lainnya.

Namun Belanda masih belum merelakan belulang "Wong Jowo", meskipun pemerintahan Jokowi telah meminta pengembaliannya tahun 2022. Alasan mereka, tanpa usaha Eugene Dubois, lewat eksavasi lanjutannya, tak mungkinan ditemukan sejumlah fosil manusia prasejarah di Jawa.

Kini Belanda masih menyimpan fosil berupa tengkorak "Manusia Jawa" hasil penggalian tahun 1891-1892 di Naturalis Biodiversity Center, Leiden. Sebab, Belanda meyakini fosil tadi merupakan penemuan bersejarah dalam sejarah evolusi manusia. "Tak ada penolakan, tapi sebagian kada perlu waktu lebih lama," kelit Jubir Belanda.

(*)

Bagikan
Exit mobile version