Aksi Nyata Pertamina Rokan Turunkan Emisi Gas Kaca Di Indonesia
angkaberita.id - Tak hanya menjadikan kawasan hunian karyawan menjadi PLTS, PT Pertamina Hulu Rokan juga gencar menggeber aksi nyata menurunkan emisi karbon, alias gas kaca, di Tanah Air.
Termasuk dengan serius mencapai zero routine flaring, alias penurunan gas suar bakar di tahun 2030. Corporate Secretary Pertamina Rokan, Rudi Ariffianto mengatakan industri migas menghadaoi tantangan peningkatan emisi karbon secara gradual.
Nah, kondisi tadi perlu mitigasi di tengah pemenuhan target migas nasional. Pertamina Rokan, ibarat sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, berusaha menjawab dengan berbagai ikhtiar, termasuk komitem penurunan gas suar bakar di tahun 2030.
"Komitmen PHR tertuang dalam HES Policy untuk menerapkan Environmental, Social and Governance (ESG) khususnya indikator terkait penurunan emisi karbon," terang Rudi. Ikhtiar ditempuh seperti memanfaatkan associated gas guna kebutuhan gas kompresor dan gas turbin.
Sehingga dapat mengurangi volume flaring (bakar suar). Sebagai gambaran, potensi pemanfaatan total flaring sekarang maksimum sebanyak 200.000 ton CO2 dengan volume sekitar 5 mscfd (juta standar kaki kubik per hari).
Ikhtiar lainnya dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dengan pendirian PLTS di kawasan Rumbai, Duri dan Dumai. Bahkan, ikhtiar tadi berpotensi menghemat pengeluaran perusahaan hingga puluhan miliar.
Ikhtiar lainnya, sebut Rudi, menjaga kawasan hutan asli di kawasal operasi Pertamina Rokan, termasuk di kompleks perumahan di Rumbai, Duri dan Dumai seluas 200 haktare mendukung penyerapan karbon. Sehingga meskipun Riau terik, jika berkunjung ke Rumbai Duri dan Dumai ada suasana berbeda.
"Bahkan, masih bisa berjumlah kera, babi hutan dan lainnya," promo Rudi. Bersama Universitas Riau, Pertamina Rokan konservasi hutan mangrove sebagai kawasan Ecoeduwisata Bandar Bakau di Dumai.
Kemudian pembangunan pengolahan air terproduksi berbasis Natural Based Solution (NBS) berupa constructed wetland atau lahan basah buatan untuk pengolahan air limbah. Dengan operasi 4 unit, kata Rudi, bisa menghemat energi hingga 1,6 juta KWH per bulan.
Ke depan, Pertamina Rokan akan membangun wetland di 15 stasiun pengumpul sehingga hemat energi hingga 6,3 juta KWH per bulan. Ikhtiar lainnya, restorasi Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) dan ecoriparian di Universitas Lancang Kuning.
Termasuk pendaftaran aksi mitigasi ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan penyusunan Panduan Pengembangan Dokumen dan Rancangan Aksi (Pedoman DRAM) sebagai bagian dari perhitungan carbon credit PHR. Ada juga pembangunan green building untuk fasilitas HSSE training di Rumai dan Duri, dengan proses sertifikasi EDGE dan greenship di fasilitas tadi.
Lewat CSR, Pertamina Rokan juga menggeber program Bank Sampah, konservasi gajah dengan memasang GPS. Kemudian ikhtiar Desa Energi Berdikari di WK Rokan. Ada juga Program Kampung Iklim (Proklim).
"Seluruh kegiatan dan program tadi ikhtiar nyata menurunkan emisi gas rumah kaca di Indonesia guna menciptakan iklim lingkungan lebih baik untuk kita dan generasi mendatang," pesan Rudi.
Sejak mengambil alih Blok Rokan dari Chevron, Pertamina Rokan tak hanya memperhatikan soal lingkungan, tapi juga melakukan terobosan produksi. Hasilnya, tahun 2022, perseroan berhasilk membukukan laba bersih Rp 25 triliun, melonjak lebih 250 persen dibanding periode sebelumnya.
(*)