angkaberita.id

Temuan BKKBN Di Kepri, Pria Di Anambas Paling Ogah KB

kota batam termasuk kota usia muda alias memiliki persentase penduduk usia muda dalam struktur demografinya, kecamatan sagulung paling banyak memiliki pasangan usia subur/foto via majalahkartini.co.id

ilustrasi program keluarga berencana via solopos

Temuan BKKBN Di Kepri, Pria Di Anambas Paling Ogah KB

angkaberita.id - Kecenderungan pria enggan ber-KB bukan hanya terjadi di Yogyakarta. Kondisi serupa juga terjadi di Kepri. Bahkan, kepesertaan KB pria di tujuh kabupaten/kpta di Bumi Segantang Lada terhitung rendah.

Terbukti, data BKKBN Kepri tahun 2022, dari 23.172 akseptor KB hanya 0,24 persen saja peserta KB berkelamin pria melalui vasektomi. Jumlah terbanyak di Batam, yakni 33 orang. Sedangkan di Anambas sama sekali ogah ber-KB alias nihil vasektomi. Keseluruhan terdapat 55 pria bersedia KB.

Sebagian besar pria, masih berdasarkan data tadi, memilih KB kondom. Terbanyak di Batam, yakni 284 orang. Anambas, lagi-lagi, paling rendah. Hanya 6 pria saja. Keseluruhan terdapat 768 pria peserta KB lewat kondom. Jika digabungkan dengan peserta vasektomi, keseluruhan di Kepri baru 823 pria peserta KB.

Praktis, mayoritas akseptor KB masih kaum perempuan, dengan KB suntik mendominasi dibanding lainnya. KB pil menjadi pilihan kedua mereka, terutama di Batam. Seperti KB pil, KB suntik juga mayoritas terkonsentrasi di Batam. Peminat kedua terdapat di Karimun, masing-masing, yakni 3.494 dan 2.061 pasangan usia subur.

Hantu Vasektomi

Sebagai informasi, data akseptor KB sebanyak 23.172 tadi berdasarkan kepesertaan PBI/Jamkesmas/Jamkesda. Rendahnya kepesertaan KB di kalangan pria, seperti diakui Kepala BKKBN di Yogyakarta, sebagian akibat persepsi keliru soal vasektomi. Selebihnya, mitor masih menghantui pria soal KB.

Padahal, KB di pria lebih rendah risikonya. "Kondom nyaris tak berisiko," tutur Kepala BKKBN Yogyakarta, Shodiqin, seperti dikutip detikcom, Minggu (7/5/2023). Beda dengan kontrasepsi hormonal di perempuan, seperti pil, suntik dan implan. Ketiganya mempengaruhi keseimbangan hormonal.

Khusus pria, dua skema KB, yakni kondom dan vasektomi. Data BKKBN, keduanya sama-sama rendah pemakainya, termasuk di kota besar. Tahun 2017, data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), kepesertaan KB pria hanya 2,7 persen, dan vasektomi hanya 0,2 persen. Per data Sistem Informasi Keluarga (New Siga) BKKBN tahun 2022, kondom 2,2 persen dan vasektomi 0,25 persen.

Total, secara nasional, hanya 2,48 pria ikut KB, jauh dari target 5,33 persen. Kepala BKKBN Yogyakarta mengungkapkan, mitos menjadi biang di balik rendahnya pria ber-KB. Pertama, banyak anggapan KB urusan perempuan. Kedua, persepsi vasektomi seperti kebiri sehingga hilang birahi. Ketiga, jarang tokoh dan pemuka masyarakat menelandakan ber-KB. "Khususnya vasektomi," kata Shodiqin.

(*)

Bagikan
Exit mobile version