angkaberita.id

Plesiran Jatim (1): Plinteng Keramat Di Museum 10 November Surabaya

plinteng berumur 75 tahun lebih saksi bisu pertempuran 10 november 1945 di surabaya. plinteng menjadi satu dari sekian artefak heroisme arek-arek suroboyo melawan penjajahan sekutu di museum 10 november di surabaya/foto angkaberita/marwah

Plesiran Jatim (1): Plinteng Keramat Di Museum 10 November Surabaya

angkaberita.id - Tak hanya jadi saksi bisu resolusi jihad KH Hasyim Asyari, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya juga menjadi cikal bakal terbentuknya TKR, kini TNI. Bermula dari terbunuhnya Jenderal AWS Mallaby, panglima sekutu di Jawa Timur mengultimatum Surabaya menyerah tanpa syarat.

Tapi, lewat tenggat waktu, Surabaya tak menyerah. Sekutu melancarkan serangan gabungan dari laut, udara dan darat. Arek-arek Suroboyo melawan, pidato Bung Tomo menjadi pengobar semangat bertempur. Dengan persenjataan seadanya, termasuk plintengan, mereka bertahan dari gempuran.

Berbekal tekad rawe-rawe rantas, malang-malang putung, segenap rakyat Surabaya dan sekitarnya berjuang terus merangsek mempertahankan kemerdekaan NKRI baru seumur jagung. Rekonstruksi perlawanan dan perjuangan Arek-arek Suroboyo tadi dengan apik tersaji di Museum 10 November, satu lokasi dengan Monumen Pahlawan alias Tugu Pahlawan.

mesin ketik juru warta di masa revolusi 1945 koleksi museum 10 november di surabaya/foto angkaberita.id/marwah

Terdiri dua lantai, berlokasi persis di bawah Tugu Pahlawan, Museum 10 November memandu pengunjung setahap demi setahap menikmati kronologis kejadian lebih dari 75 tahun silam. Di lantai dua, pengunjung dapat melihat diorama statis dengan visual heroik menggambarkan kejadian di saat itu.

Turut dipamerkan juga, untuk sebagian, persenjataan pejuang melawan serdadu sekutu. Termasuk plintengan, atau biasa dikenal dengan ketapel. Bisa disebut ketapel keramat karena telah berumur lebih dari 75 tahun. Ada juga keris berjimat.

Tak ketinggalan turut menyapa pengunjung mesin ketik dan kamera pewarta di saat itu. Juga kalender dengan weton Jawa dan Islam menghuni satu dari sekian etalase penghuni sudut-sudut museum berbentuk piramid ala Musée du Louvre di Paris. Artefak jejak heroisme Arek-arek Suroboyo!

(*)

Bagikan
Exit mobile version