angkaberita.id

Anwar-Hamidi Koalisi Di Perak, Selangkah Lagi PM Malaysia?

anwar ibrahim (kemeja putih berkacamata), calon pm pakatan harapan tengah meriung dengan ahmad zaid hamidi (kemeja merah motif rambut putih), ketua umno sekaligus pentolan barisan nasional di kuala lumpur/foto via malaysiakini.com

Anwar-Hamidi Koalisi Di Perak, Selangkah Lagi PM Malaysia?

angkaberita.id - Meskipun kalah dan menduduki peringkat ketiga di Pemilu, kader Barisan Nasional (BN) terpilih menjabat menteri besar di Perak. Kepastian itu terungkap setelah Perikatan Nasional (PN), pemenang Pemilu di Perak gagal membentuk koalisi pemerintahan.

Sultan Nazrin, Yang Dipertuan Kesultanan Perak, melantik Saarani Mohamad, anggota DPRD setempat, menjadi menteri besar hasil Pemilu, Sabtu (19/11/2022) pekan lalu. Menteri besar selevel gubernur di Kepri.

Dia menjadi menteri besar ke-15 di kesultanan setelah BN berkoalisi dengan Pakatan Harapan(PH), pemenang kedua di Pemilu. Hasil pemilu kemarin, PN meraih kursi parlemen negara bagian terbanyak, yakni 26. Pakatan Harapan di tempat kedua sebanyak 24.

Sedangkan BN hanya memperoleh 9 kursi sekaligus menempati juru kunci di DPRD setempat. Semula PN berpeluang besar memerintah dengan hasil itu, namun belakangan kandas lantaran tak ada kata sepakat dengan calon mitra koalisi. Apalagi PN juga menolak berkoalisi dengan PH.

Saarani bukan menteri besar kali pertama di Perak. Tahun 2020, dia juga menjabat posisi itu setelah koalisi PN dan BN bubar berujung lengsernya Ahmad Faizal Azumu, kader Bersatu sekaligus menteri besar koalisi PN dan BN saat itu. Pemicunya, BN menarik dukungan dari koalisi pemerintahan di Perak. Saking kesalnya Azumu, dia menyebut koalisi BN-PH sebagai "resep bencana" di Malaysia.

Faizal mundur setelah kalah dukungan di parlemen. Di level nasional, Pemilu di Perak juga menjadi kursi panas lantaran sejumlah calon kuat PM Malaysia bertarung dari negara bagian dengan kursi terbesar keempat di parlemen. Sebut saja Anwar Ibrahim, dia lolos ke Putra Jaya dari Tambun setelan mengalahkan Faizal Azumu.

Begitu juga Ahmad Zaid Hamidi, Ketum UMNO bakal memimpin 30 legislator BN ke parlemen setelah menang di Bagan Datuk. Kini keduanya, Anwar-Hamidi, meskipun terlibat perang dingin lantaran kepentingan elektoral dikabarkan tengah menjalin rekonsiliasi lantaran membutuhkan satu sama lain.

Keduanya disebut-sebut bakal berkoalisi sekaligus membendung ambisi Muhyidin Yasin, Ketua Bersatu sekaligus pentolan koalisi PN. Tujuannya, untuk sebagian, cuma satu. Yakni, mengantarkan Anwar menduduki kursi perdana menteri Malaysia dan mengamankan Hamidi dari guntingan aparat penegak hukum lantaran dugaan sejumlah kasus korupsi.

Barter Politik

Kemungkinan itu, untuk sebagian, terbuka lebar. Pertama, koalisi PH dan PN cukup memenuhi syarat simple majority, yakni 112 kursi di parlemen. Hasil Pemilu kemarin, PH mendapatkan 82 kursi, dan BN sebanyak 30 kursi. Kedua, Hamidi terhitung menguasai faksi besar di UMNO, dan dengan sendirinya memiliki suara krusial di BN.

Hamidi disebut-sebut dekat Najib Razak, terpidana kasus korupsi 1MDB sekaligus mantan PM Malaysia. Dia anggota klan politik berpengaruh di UMNO. Abdul Razak, bapak Najib, dulu PM kedua di Malaysia. Sedangkan Sang paman, Husein Onn juga pernah PM Malaysia. Praktis, dia darah biru di UMNO. Bahkan melebihi pengaruh Yang Dipertuan Agung. Ketiga, suara pemilih tradisional BN di Pemilu lari ke PN.

Jika berkongsi dengan PH, UMNO berpeluang merebut kembali suara berpindah tadi lantaran berkuasa, bukan oposisi. Keempat, atau terakhir, koalisi parpol pemenang Pemilu di Malaysia Timur, seperti Sabah dan Serawak, disebut-sebut bakal ikut gerbong BN. Faktor PAS di koalisi PN menjadi alasan penguat ke BN.

Terbaru, Anwar dan Hamidi serta sejumlah orang kepercayaan mereka bertemu di Sari Pasific Hotel, Kuala Lumpur, membahas skenario koalisi ala Perak. Namun belum keterangan resmi dari kedua kubu, meskipun Yang Dipertuan Agung meminta sebelum petang, Selasa (22/11/2022), Anwar dan Muhyidin harus telah menyerahkan bukti dukungan membentuk pemerintahan di Parlemen.

Pada posisi itu, seperti di Perak, meskipun kalah dan berada di urutan ketiga, BN justru krusial menjadi king maker Anwar dan Muhyiddin duduk menjadi perdana menteri Malaysia terbaru setelah gonjang-ganjing selama dua tahun terakhir, sejak Mahathir lengser dari PM usungan Pakatan Harapan hasil Pemilu 2018.

(*)

Bagikan
Exit mobile version