angkaberita.id

Kenapa Din-Muhadjir Bela-belain Duet Haedar-Muti Pimpin Kembali Muhammadiyah?

persyarikatan muhammadiyah berdiri 18 november 1912

Kenapa Din-Muhadjir Bela-belain Duet Haedar-Muti Pimpin Kembali Muhammadiyah?

angkaberita.id - Suara dukungan agar duet Haedar-Muti kembali memimpin Muhammadiyah terus terdengar. Setelah Din Syamsuddin, kini Menko PMK Muhadjir Effendi juga mendukung keduanya dipertahankan di periode kedua.

"Kita harap begitu. Duet Pak Haedar Nashir dengan Abdul Muti, duet sudah terbukti selama satu periode," ucap Muhadjir, seperti dilansir merdeka.com, Sabtu (19/11/2022). Mantan Rektor UMM menilai, keduanya bukan sekadar sukses menakhodai Muhammadiyah melewati pagebluk COVID-19.

Tapi, lebih dari itu, juga Muhammadiyah berkembang pesat di era kepemimpinan keduanya. Terbukti sekolah dan perguruan tinggi terus berdiri, begitu juga dengan amal usaha lainnya. Sehingga persyarikatan berdiri 18 November 1912 tetap berpengaruh sekaligus organisasi terkaya di Tanah Air.

Bagi Muhadjir, Haedar tak ubahnya ensiklopedia hidup Muhammadiyah. Dia menguasai mulai dari sejarah, landasan filosofisnya, hingga administrasi Muhammadiyah. Sedangkan Muti tipikal eksekutor. "Dan penjaga gawang bisa diandalkan di Muhammadiyah. Insyaallah (dilanjutkan lagi duet Haedar-Muti)," pesan Muhadjir.

Sebelumnya, Din Syamsuddin mantan Ketum PP Muhammadiyah juga mengemukan usulan serupa setelah sidang tanwir menetapkan 39 calon anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Namun, menurut dia, hanya 17 layak duduk di struktural tertinggi. Dengan syarat, lanjutnya, jika pengurus sebelum legawa tak masuk di kepengurusan baru.

"Kemudian mempertahankan dua figur intelektual-ulama, yaitu Haedar Nashir dan Abdul Muti. Usulan ini diajukan semata-mata demi kemaslahatan Persyarikatan Muhammadiyah tercinta," pesan Din. Nah, mendampingi mereka, Din menyebut sejumlah nama layak masuk kepengurusan.

Sebagian di antara mereka terbilang berusia muda tapi memiliki jam terbang tinggi, termasuk Hilman Latief Dirjen Haji Kemenag RI. Sebelumnya sejumlah nama beken juga disebut bakal meramaikan persaingan Ketum PP Muhammadiyah, termasuk Busyro Muqoddas, mantan Ketua KPK dan Waketum MUI, Anwar Abbas. Namun belakangan dia keras mengkritik pemerintah. Begitu juga dengan Anwar Abbas.

Terpisah, Presiden Jokowi bela-belain pulang lebih cepat dari KTT APEC demi hadir dan membuka Muktamar Muhammadiyah di Surakarta, Sabtu. Bersama NU, keduanya menjadi jangkar moderasi keberagaman di Tanah Air. Pengaruh politik keduanya juga terasa, apalagi tak sedikit kader mereka berkiprah di DPR.

(*)

Bagikan
Exit mobile version