angkaberita.id

Lula: Dulu Tukang Semir, Kini Presiden Brasil (Lagi)

lula da silva, presiden terpilih brasil menang pilpres tersengit di negeri sama, minggu (30/10/2022)/foto via rmol.id

Lula: Dulu Tukang Semir, Kini Presiden Brasil (Lagi)

angkaberita.id - Gaya pemerintahan ugal-ugalan Jair Balsonaro di Brasil berakhir, Minggu (30/10/2022). Sang kapten tentara harus mengakui keunggulan Luiz Inacio Lula da Silva, alias Lula, si Tukang Semir dalam Pilpres Brasil.

Pilpres kemarin juga paling ketat di Brasil sejak kembali ke pemerintahan demokrasi tahun 1985, sejak kudeta militer terakhir di tahun 1964. Untuk pertama kalinya pula, presiden petahana gagal terpilih kembali.

Kemenangan Lula (77) sekaligus menambah panjang daftar pemimpin berhaluan kiri di Amerika Latin, istilah kerennya gelombang merah jambu alias pink tide. Lula mengantongi 50,9 persen suara, unggul tipis dari Balsonaro 49,1 persen, atau setara 2 juta suara, dengan jumlah pemilih lebih 100 juta.

lula presiden brasil/foto via liputan6.com

Di depan pendukungnya, Lula berjanji kembali membawa "kebahagiaan" semasa dia menjabat presiden dua periode sebelumnya, tahun 2002-2012. Dia memastikan, ke depan tak akan terdengar lagi cerita warga Brasil kelaparan.

Pilpres kemarin juga menandai terbelahnya publik Brasil secara politik. Apalagi, Balsonaro capres berhaluan kanan selama kampanye gencar memakai taktik politik identitas. Balsonaro dari kubu partai liberal sejak memenangi Pilpres 2018, terus percaya diri dengan koalisi "Beef, Bible, Bulet".

Yakni, lobi pengusaha agribisnis, kalangan Kristen evangelis dan kelompok lobi senjata. Ketiganya dulu sukses mengantar Balsonaro ke tampuk ketenaran presiden, setelah belasan tahun berstatus anggota DPR tak medioker.

Balsonaro membalas sokongan mereka dengan tutup mata terhadap sepak terjang kalangan pengusaha agribisnis membabat hutan Amazon. Dalam kampanye, demi mempertahankan suara pemilih evangelis, dia selalu menghadirkan simbol kesalehan.

Kemudian, berdalih memerangi kriminalitas, Balsonaro juga membuka bebas kepemilikan senjata api, dengan memangkas habis regulasinya. Tak heran, bisnis klub menembak dan kepemilikan senjata api di Brasil sejak Balsonaro bertakhta melesat.

Apalagi, tak sedikit tentara dan polisi terang-terangan berada di baliknya. Namun, taktik Balsonaro dan koalisi tadi tak mampu membendung laju Lula, capres partai buruh. Berbekal dukungan suara rakyat jelata, penduduk miskin dan kaum milenial, Lula membungkam Balsonaro.

courtesy by theguardian

Titik Balik

Kesuksesan Lula bukannya tanpa pengorbanan. Terlahir dari keluarga miskin, Lula muda tak berminat dengan politik. Tapi, berkuasanya militer lewat kudeta di sana membuatnya berpikir ulang.

Puncaknya, dia total terjun ke pergerakan politik setelah sang abang dibunuh rezim militer. Sejak itu, dia melawan kekuasaan melalui gerakan buruh hingga menjadi panutan, ikon kaum buruh di Brasil. Kemudian, dia mencoba kharismanya ke Pilgub Sao Paulo tahun 1982. Tapi kalah.

Dia hampir mengangkat bendera putih. Tapi, Fidel Castro Presiden Kuba menyemangatinya. "Dengar Lula, kamu tak berhak mencampakkan politik. Kamu tak berhak melakukan itu (untuk kaum buruh)," kata Castro kepada Lula saat menyepi setelah kalah Pilgub ke Havana.

lula da silva/foto via kompas.id

"Kamu harus kembali ke (dunia) politik!" tegas Castro mengingatkan Lula, seperti dikutip Fernando Morais dalam biografi berjudul "Lula". Tersentuh, Lula akhirnya total menceburkan ke politik. Tahun 1989 menjadi awalnya, dan setelah tiga kali gagal, Lula akhirnya memenangi Pilpres Brasil tahun 2002.

Sejak itu, partai buruh berkuasa di Brasil hingga hampir dua dekade lamanya, ditandai dengan sejumlah kesuksesan. Selain pengentasan kemiskinan, juga puncaknya Piala Dunai dan Olimpiade di Brasil, masing-masing, 2014 dan 2016. Sebelum akhirnya dijegal koalisi kelas atas kulit putih di sana lewat skandal korupsi.

Lula masuk penjara, meskipun pengadilan akhirnya membebaskan dirinya di tahun 2019. Namun, lazimnya politisi sejati, meskipun "dibunuh" berkali-kali, Lula tetap bangkit dengan membawa pesan persatuan. Puncaknya kemarin, di depan pendukungnya dia berseru.

"Saya akan memerintah 215 juta warga Brasil, bukan bagi mereka yang memilih saya saja. Tidak ada dua Brasil. Kita satu negara, satu bangsa besar," janji dia mengirim pesan rekonsiliasi ke Balsonaro.

lanskap pendukung lula tumpah ruah di sao paulo/foto via kompas.id

Kabar terakhir, Balsonaro lebih memilih tidur dibanding memberikan ucapan selamat ke Lula. Balsonaro, seperti Donald Trump, dikenal getol membawa politik identitas. Kondisi di Pilpres Brasil kemarin, tak ubahnya di Amerika Serikat saat Trump berkuasa.

Bahkan, selama Pilpres kemarin, Balsonaro juga menjiplak habis taktik Trump. Yakni, melempar tudingan Pilpres telah dicurangi, jauh sebelum dimulai. "Trump Tropis" julukan Balsonaro juga dikenal sohib kental Trump. Seperti Trump, Balsonaro juga berusaha menyeret militer ke politik.

Dan, Lula bukannya diam. Terbukti, begitu KPU Brasil mengumumkan dia pemenang Pilpres, ucapan selamat langsung mengalir dirinya, termasuk dari Joe Biden, Presiden Amerika Serikat. Ucapan selamat juga terdengar dari rival politik di sana. Lula, politisi paling populer di bumi seperti dikatakan Barack Obama, akan resmi menakhodai Brasil mulai 1 Januari 2023.

(*)

Bagikan
Exit mobile version