angkaberita.id

Tiga Kasus Besar Bikin Para Mantan Kapolri Turun Gunung Ke Mabes Polri, Kenapa?

jenderal (purn) dai bachtiar dan sejumlah mantan kapolri bertandang ke mabes polri, kamis (27/10/2022)/foto wildan via detikom

Tiga Kasus Besar Bikin Para Mantan Kapolri Turun Gunung Ke Mabes Polri, Kenapa?

angkaberita.id - Sejumlah mantan Kapolri mendatangi Mabes Polri, Kamis (27/10/2022). Mereka mengaku prihatin dan turun gunung memberikan dukungan moral sekaligus sumbang saran kepada pimpinan dan jajaran Korps Bhayangkara.

"Jadi kehadiran kami, para (mantan Kapolri) ke Mabes Polri ini, (merasa) terpanggil tentu dengan situas yang kita sama-sama prihatin adanya peristiwa," ungkap Jenderal (Purn) Dai Bachtiar di Mabes Polri, seperti ditulis detikcom, Kamis.

Selain Dai, juga terlihat Timur Pradopo, Bambang Hendarso Danuri. Kemudian Roesmanhadi, Chairuddin Ismail, Badrodin Haiti hingga Soetanto. Kecuali Tito Karnavian, kini menjabat Mendagri, tak terlihat S. Bimantoro dan Idham Azis serta Sutarman.

Meskipun pertemuan sesama mantan Kapolri rutin dilakukan, Dai mengaku pertemuan kali tadi memberikan masukan terkait rentetan peristiwa mencoreng instansi kepolisian. "Kami memberikan dorongan semangat, spirit, bagi mereka tabah dan berpikir rasional menghadapi situasi ini," beber Dai, Kapolri di era Presiden Megawati Soekarno Putri.

Setelah guncangan kasus Ferdy Sambo, seperti diketahui, dua peristiwa besar ikut mengguncang publik di Tanah Air. Yakni, tragedi Kanjuruhan di Malang, dan penangkapan Irjen Teddy Minahasa, Kapolda Jatim.

Tiga Kasus Besar

Pada kasus Sambo, sejumlah jenderal polisi kena pecat lantaran terbukti menghalangi upaya penyidikan dugaan kasus pembunuhan Brigadir Joshua, ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Bersama Sambo, mereka juga diseret ke meja hijau.

Pemicunya rekayasa kasus baku tembak sesama polisi, dan belakangan justru tindak pembunuhan berencana. Pelaku hingga korban seluruhnya personel kepolisian. Puluhan polisi terseret kasus berawal kejadian 8 Juli 2022 itu, termasuk sejumlah perwira polisi peraih Adi Makayasa, alias lulusan terbaik Akpol.

Belum reda kasus Sambo, publik diguncang dengan tragedi Kanjuruhan. Berawal laga Arema Malang vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, berakhir ratusan penonton meninggal setelah saling terinjak saat polisi berusaha meredakan kegaduhan di tribun penonton dengan gas air mata.

Presiden Jokowi bahkan membentuk tim khusus pencari fakta kejadian itu, dengan Menkopolhukam M. Mahfud turun memimpin. Sejumlah personel kepolisian juga ditetapkan sebagai tersangka, dengan ujungnya terjadi perombakan besar-besaran sejumlah Kapolda di Tanah Air, termasuk Kapolda Jatim.

Kian pelik, karena tragedi Kanjuruhan terjadi di saat mantan jenderal polisi di tampuk Ketum PSSI. Ingatan publik belum hilang dari kedua kasus itu, Kapolri di hari Presiden Jokowi memberikan pengarahan ke seluruh petinggi kepolisian di Tanah Air, tersiar kabar Irjen Teddy Minahasa ditangkap Divpropam lantaran terseret kasus narkoba.

Mantan ajudan Wapres Jusuf Kalla disebut-sebut terlibat kasus penjualan barang bukti sabu hasil pengungkapan kasus di Sumatera. Sedianya Teddy bakal menjabat Kapolda Jatim menggantikan Irjen Nico Afinta, namun Kapolri membatalkan akibat kejadian itu.

Insiden Masa Lalu

Dengan skala dan waktu berbeda, sejumlah kasus menyita perhatian publik juga pernah menerpa Korps Bhayangkara di masa lalu. Dua di antaranya berujung lengsernya Kapolri di masa itu. Kejadian pertama, saat Korps Brimob, saat itu bernama Resimen Pelopor, mengepung Mabes Polri.

Mereka meminta Kapolri membatalkan penggantian Kombes Anton Soedjarwo, komandan mereka. Ujung krisis, seperti terungkap dalam buku "Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan" karya Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, Kapolri Jenderal Soetjipto Joedodihardjo mengundurkan diri.

Insiden terbaru di era 2000-an, saat terjadi dualismes Kapolri. Antara Jenderal S. Bimantoro dan Jenderal Chairuddin Ismail. Ujungnya, justru terjadi ketegangan politik antara DPR dan Presiden, dengan puncaknya sidang istimewa MPR saat itu.

(*)

Bagikan
Exit mobile version