Sinyal Kondangan Nikah, Nasdem Deklarasikan Capres November: Anies-AHY?
angkaberita.id - Nasdem dikabarkan bakal mengumumkan koalisi dan capres usungan mereka pada 10 November mendatang, bertepatan hari pahlawan. Namun belum diketahui parpol calon koalisinya, meskipun sudah menjadi rahasia umum Nasdem runtang-runtung dengan PKS-Demokrat.
Terakhir, plus Jusuf Kalla dan Anies Baswedan, Surya Paloh Ketum Nasdem "bertemu" di AHY dan Ahmad Syaikhu, masing-masing, Ketum Demokrat dan PKS di kondangan nikah anak politisi Nasdem. "Koalisi ya, tanggal 10 November itu," ungkap Sahroni, Bendahara Umum Nasdem, seperti dikutip detikcom, Senin (26/9/2022).
Selain koalisi, disebut-sebut Paloh juga akan mendeklarasikan capres usungan mereka ke Pilpres. Anies-AHY? Waketum Nasdem, Ahmad Ali menjawab kesamaan pandangan koalisi dengan Demokrat-PKS mencapai 80 persen. "Kita berusaha secepatnya (penentuan koalisi dan capres)," kata Ali, Minggu (25/9/2022).
Tapi, tegas dia, koalisi tadi masih berpeluang kandas, terutama jika tak terjadi kesepakatan tentang figur. Saat rakernas, Nasdem menyorongkan tiga nama capres mereka. Yakni, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa. Nama terakhir merujuk Panglima TNI. Belakangan lewat pengakuan elite mereka, terungkap alasan Nasdem menyorongkan Andika.
Kepentingan Asing
Zulfan Lindan, elite Nasdem, blak-blakan mengungkapkan peta dukungan luar negeri, sebut saja kepentingan asing, ke kandidat capres kelak. Jika figur nantinya terpilih, kata dia, akan menguntungkan negara tertentu.
Anies Baswedan dan Andika Perkasa, tegas Zulfan, dekat Amerika Serikat. "Kalau seandainya calon presidennya Anies dan Andika, apakah langsung atau tidak langsung ini sangat menguntungkan Amerika. Menguntungkan Amerika figur ini. Bermain langsung Amerika atau tidak langsung menguntungkan Amerika," tegas Zulfan, seperti dikutip detikcom, Selasa (27/9/2022).
Dia lantas membeberkan sejumlah alasan kedekatan keduanya. Bagaimana dengan Ganjar dan Prabowo? "Kita lihat misalnya Prabowo. Ini Amerika juga, tapi main-main juga ke Rusia, main-main juga ke China, kan gitu. Prancis sudah blok Amerika tuh. Kita bicara tiga nih, Rusia, China, sama Amerika," ulas Zulfan.
Figur kandidat lain, semisal Ganjar, dianggapnya bisa menjadi sosok menguntungkan China dan Rusia. "Bisa Ganjar, bisa Puan, bisa juga Prabowo. Artinya gini, bukan China saja, China-Rusia lah," sebut dia. Secara geopolitik, kini dunia terbelah antara Amerika Serikat plus Uni Eropa dengan Rusia plus China di pendulum lain. Perang Ukraina menjadi bukti sahih polarisasi politik itu.
(*)