angkaberita.id

Siap-siap! Motor Bermesin 250 Ke Atas Diusulkan Tak Boleh Pertalite

gedung gonggong menjadi ikon kota tanjungpinang. tahukah anda, kelurahan bukit cermin di kecamatan tanjungpinang barat merupakan kelurahan terpadat penduduknya se-tanjungpinang?/foto kompas.com/ambar nadia

ilustrasi foto reuters/max rossi via republika.co.id

Siap-siap! Motor Bermesin 250 Ke Atas Diusulkan Tak Boleh Pertalite

angkaberita.id - Sembari menunggu revisi Perpres BBM, kewajiban beli pertalite bersubsidi hanya berlaku bagi kendaraan roda empat. Tahap uji coba berlaku per 1 Juli di 11 kabupaten/kota di Tanah Air. Di Kepri, dijadwalkan mulai September 2022.

Selain mobil, BPH Migas juga mengusulkan sepeda motor bermesin di atas 250 cc juga bakal dilarang memakai BBM bersubsidi. Mereka harus memakai Pertamax. Meski demikian, belum dirinci kriteria motor mewah dimaksud. Saleh Abdurrahman, Anggota Komite BPH Migas, mengaku pihaknya tengah mengkaji skenario itu.

"Mobil plat hitam (pribadi) masih bisa, kecuali (kapasitas mesin) di atas 2.000 (cc), termasuk mobil dan motor mahal. Plat kuning dan angkutan barang masih boleh," beber Saleh, seperti dilansir detikcom, Sabtu (2/7/2022) mengutip laporan CNBC Indonesia. Mobil pelat merah wajib pertamax.

Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga tengah menyaring pengguna BBM bersubsidi secara tertutup. Tujuannya, agar BBM tak mengalir ke mereka justru kalangan mampu. Sekretaris PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, akibat subsidi salah sasaran kuota jebol. Sehingga, melalui aplikasi MyPertamina, penggunaan BBM bersubsidi hanya kepada mereka berhak.

Sebab, menurut dia, 60 persen masyarakat mampu atau masuk dalam golongan terkaya mengkonsumsi hampir 80 persen total konsumsi BBM bersubsidi. Sedangkan 40 persen masyarakat rentan dan miskin hanya mengkonsumsi 20 persen total subsidi energi tadi.

"Jadi diperlukan suatu mekanisme baru, bagaimana subsidi energi ini benar-benar diterima dan dinikmati yang berhak," tegas Irto. Apalagi, tak semua kendaraan roda empat ternyata cocok dengan pertalite atau solar subsidi lantaran spesifikasi mobil dan rekomendasi pabrikan mobil.

Pertalite, kata Irto, cocok buat kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 sampai 10:1. Kalau lebih besar diperlukan BBM dengan oktan lebih tinggi. Mobil rasio tadi kebanyak keluaran 2014, dengan kompresi 11:1.

(*)

Bagikan
Exit mobile version