Hari Kartini Di Kepri, Ada Lima Politisi Selevel Gubernur!
angkaberita.id - Sempena Hari Kartini, Gubernur Ansar menganugerahkan penghargaan kepada tujuh perempuan dari tujuh kabupaten/kota di Kepri. Mereka dinilai berdedikasi dan menginspirasi warga Kepri. Penghargaan tadi menjadi bukti pengakuan Pemprov Kepri atas kapasitas kaum perempuan di Bumi Segantang Lada.
Nah, untuk sebagian, kapasitas serupa juga terlihat di jagat politik lokal di Kepri. terbukti, dari tujuh kabupaten/kota di Bumi Segantang Lada, empat politisi perempuan duduk di pimpinan. Dua politisi Ketua DPRD dan dua lagi, Wakil Ketua DPRD. Yakni, masing-masin, Di Anambas, Tanjungpinang serta Bintan dan Kepri.
Keseluruhan terdapat 33 politisi perempuan Kepri berkursi di legislatif, seorang di antaranya di DPR RI. Total kursi DPRD di Kepri, termasuk DPRD Kepri, sebanyak 240. Nah, politisi perempuan tercatat sebanyak 32, termasuk 4 legislator di DPRD Kepri. Kecuali Natuna, selebihnya tersebar di enam kabupaten/kota, dengan Tanjungpinang terbanyak. Yakni, 11 legislator.
Kapasitas elektoral mereka juga kian teruji saat Pilkada 2020 di Kepri. Terdapat tiga perempuan maju bertarung sebagai paket Pilkada. Seorang di antaranya menang. Yakni, Marlin Agustina di Pilgub Kepri, mendampingi Ansar menjadi Gubernur Kepri. Dua lainnya, Suryani di Pilgub sukses mendongkrak raihan suara duet Insani. Sedangkan Derry, memberikan warna baru Pilkada di tapal batas Kepri.
Kendati, seperti juga kecenderungan serupa di Tanah Air, duduknya mereka terbantu pengalaman berpartai, termasuk menjadi pengurus atau aktivis. Kemudian bagian elite politik, atau setidaknya bertali temali lewat kekerabatan politik. Meskipun, untuk sebagian ada juga terpilih karena faktor elektoral lainnya.
Nah, untuk sebagian, dari 33 tadi terdapat lima di antaranya, boleh dibilang, politisi selevel gubernur atau potensial maju kepala daerah. Selain de facto politisi berkursi, kelimanya dengan plus minus masing-masing, memiliki dan membawa bekal, kelak, menjadi kepala daerah di Kepri melalui Pemilu, termasuk Gubernur Kepri.
Urutan teratas, berdasarkan hirarki kelegislatifan, Cen Sui Lan. Selanjutnya Dewi Kumalasari. Cen dan Dewi berasal dari Golkar, masing-masing, berkursi di DPR dan DPRD Kepri. Berikutnya Hasnidar, politisi PPP di Anambas, sekaligus Ketua DPRD pertama di kabupaten tapal batas utara Kepri itu.
Setelah ketiganya, dua politisi berikutnya, Nyimas Novi Ujiani dan Ririn Warsiti. Masing-masing, anggota DPRD Karimun dan DPRD Kepri, dari PKB dan Gerindra. Kelimanya memiliki pengalaman dan, secara politik, modal bawaan bekal menjajal kontestasi Pilkada di Kepri kelak. Kenapa?
Sekilas Mereka
Cen Sui Lan, kader Golkar sekaligus Jubir Kepri di DPR. Di Senayan, Cen menjadi mata telinga Kepri di Komisi V DPR, biasa dikenal komisi infrastruktur, lantaran bermitra dengan Kementerian PUPR. Posisinya menjadi strategis, untuk sebagian, karena (1) Kepri di masa Gubernur Ansar tengah menggeber pembangunan infrastruktur di sekujur provinsi.
Lalu (2) Presiden Jokowi juga menjadikan jalan dan pelabuhan, menjadi panglima kebijakan infrastruktur nasional, dengan kredo konektivitas. Sehingga, jika Kepri berhasrat merealisasikan kerja-kerja infrastrukturnya, Cen krusial dalam strategi meyakinkan Jakarta agar mengalirkan duit APBN ke Kepri.
Apalagi, sebagai pengurus DPP MKGR, jejaring dan lobi Cen terhitung lebih kuat. Sebab, hampir 50 persen, anggota Fraksi Golkar di DPR merupakan kader MKGR. Belum lagi di kepengurusan DPP Golkar. Pendeknya, Cen bagian dari kekuatan politik internal terkuat di parpol terbesar kedua di Tanah Air.
Dewi Kumalasari, bukan hanya peraih suara terbanyak di Pileg 2019 dibandingkan politisi perempuan lainnya, namun juga bersama Debi Maryanti, politisi Demokrat sekaligus istri Apri Sujadi, Bupati Bintan nonaktif, menjadi peraih suara terbanyak di DPRD Kepri. Praktis, suara DPRD Kepri Dapil Bintan-Lingga setengahnya terkonsentrasi ke dua nama tenar di Bintan itu.
Kemudian, status Wakil Ketua DPRD Kepri, meskipun sebentar lagi lengser, bukti sahih Dewi level kelegislatifannya sejajar dengan Gubernur Ansar, sang suami. Sehingga, bukan mustahil, dia meneruskan jejak sang suami. Dewi sendiri berasal dari keluarga "trah" pejabat di Kepri, sehingga jejaring dan sumber dayanya tak bisa dikesampingkan.
Politik, untuk sebagian, bukan semata elektoral. Namun, pada satu titik, juga pengaruh dan energi elektoral. Dalam urusan ini, Nyimas Novi Ujiani lawan sepadan dia. Berstatus ipar Nurdin Basirun, Gubernur Kepri 2016-2019, Nyimas dengan sendirinya menjadi bagian klan politik kuat di Kepri, terutama Karimun.
Apalagi, dia juga menakhodai PKB. Selain Batam, parpol besutan Muhaimin Iskandar, terhitung kuat di Karimun. Buktinya, tiga kursi di DPRD Kepri, satu berasal dari Dapil Karimun. PKB, dengan keterikatan psikologis ke NU, juga tengah naik daun di Kepri. Jika terkelola dengan paripurna, itu bukan kekuatan elektoral kaleng-kaleng di Bumi Segantang Lada. Jejaring mereka hingga ke sekujur Kepri.
Sebagai bukti adanya kekuatan elektoral di kujur Kepri, Hasnidar bukti paling sahih. Dia menjadi Ketua DPRD Anambas sekaligus pertama dari politisi perempuan. Di Kepri, sebenarnya, juga ada Weni Ketua DPRD Tanjungpinang. Keduanya sama-sama Ketua DPRD. Bedanya, Tanjungpinang jauh sebelum Weni juga duduk Maria, meskipun Wakil Ketua DPRD.
Bobot Hasnidar lebih, untuk sebagian, karena dia terhitung melesat. Biasanya, daerah baru, perpolitikannnya cenderung maskulin selama bertahun-tahun dulu. Namun, Hasnidar hitungan Anambas usia belum sewindu telah memimpin DPRD. Sederhananya, dia "sukses" melawan gambaran dominasi politik maskulin di pikiran publik selama ini. Bekal psikologis itu, untuk sebagian, menjadi kredit poin dirinya di level kepala daerah.
Soal pencalonan kepala daerah, Ririn Warsiti juga sempat mengguncang Batam di Pilwako tahun 2015. Dia berhasrat maju ke Pilwako dari Gerindra. Meskipun, belakangan Duet Rudi-Amsakar mengungguli Saptarika-Sulistyana. Ririn akhirnya terus mengabdi di DPRD Kepri. Gebrakan Ririn di tahun 2015 menjadi penanda, Kepri kian terbuka terhadap kiprah politisi perempuan, setelah Tanjungpinang dan Lingga di Pilkada.
Kekuatan Ririn, untuk sebagian, pada jejaring politik sang patron, Saparudin Muda sang suami. Kepiawaian Saparudin berpolitik di level Kepri sukses mendudukkan Ririn dan Asnah, di dua parpol berbeda. Naluri politiknya juga teruji. Dia seperti mengetahui bakal calon terpilih di setiap kontestasi politik. Pada titik itu, Ririn potensial berkontestasi di level kepala daerah.
(*)