angkaberita.id

Gaduh Dengan China, Kapal Perang Bakal Jaga Pengeboran Migas Premier Oil Natuna

kapal perang/foto via www.dw.com

rig pengeboran natuna/dok katadata

Gaduh Dengan China, Kapal Perang Bakal Jaga Pengeboran Migas Premier Oil Natuna

angkaberita.id - SKK Migas bakal meminta bantuan TNI AL mengamankan proses eksplorasi migas di Blok Tuna konsesi Premier Oil Tuna BV di lepas pantai Natuna. Selain diyakini mengandung cadangan hidrokarbon besar, juga dekat lokasi sempat terjadi insiden dengan kapal China beberapa waktu lalu.

Premier Oil Tuna BV tengah bersiap mengajukan rencana pengembangan (POD) setelah temuan cadangan Migas pada November 2021, di lepas pantai Natuna Timur, dekat tapal batas Indonesia-Vietnam. SKK Migas kepada DPR, memastikan eksplorasi Migas di lokasi berlanjut, meskipun sempat terjadi gangguan dari China.

Langkah China, SKK Migas meyakini, menjadi bukti lokasi memang mengandung cadangan hidrokarbon tak kecil. Isu pertahanan, untuk sebagaian, menjadi isu ikutan. "Kita agak heran karena berarti mereka (China) sendiri melihat sesuatu menarik di situ dari sisi sumber daya alam karena kegiatan eksplorasinya," kata Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, di deoan Komisi VII DPR, seperti dilansir Katadata, Rabu (2/2/2022).

Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno mengatakan proses kegiatan operasional hulu Migas di wilayah Natuna masih berjalan normal. Bahkan, Premier Oil telah merampungkan pengeboran dua sumur eksplorasi di Blok Tuna. "Sejauh ini kegiatan operasional hulu Migas berjalan aman dan lancar," katanya.

SKK Migas juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait, terutama TNI AL guna pengamanan dan pengawalan operasi di Laut Natuna. Saat kejadian dulu, kapal perang TNI AL langsung berpatroli ke lokasi. Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara mengatakan, temuan cadangan di Blok Tuna diperoleh melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2.

Tahun 2014, Premier Oil mengebor sumur eksplorasi dengan dua kaki menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1. Nah, dari kedua sumur tadi berpotensi Migas dari formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu. "Potensi hidrokarbon dari struktur SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 tahun 2021,” jelas Benny.

SKK Migas, kata Benny, sejak awal telah mengkategorikan keduanya sebagai sumur kunci pada tahun 2021. Keberhasilan keduanya akan memberikan peluang penemuan hidrokarbon lainnya di areal itu. Ujungnya, diharapkan membantu penuhi target pemerintah produksi minyak 1 juta barel per hari dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) tahun 2030.

(*)

Bagikan
Exit mobile version