Arab Saudi-Thailand Pernah 30 Tahun Perang Dingin Gegara Berlian Berdarah!
angkaberita.id - Dulu Arab Saudi dan Thailand, meski sama-sama rajanya tercatat sebagai orang kaya di dunia, pernah renggang hubungan gegara berlian senilai Rp 286 miliar, satu di antaranya sebesar telur berwarna biru. Kisah muram itu membayangi kunjungan PM Thailand Prayuth Chan-o-chan ke Arab Saudi, Selasa (25/1/2022).
Konon, kelahi gegara berlian itu juga mengakibatkan jatuh korban jiwa. Berawal, Pangeran Faisal Bin Fahd kehilangan berlian senilai Rp 20 juta USD, atau Rp 286 miliar. Pencurinya Kriangkrai Techmong, pekerja migran asal Thailand. Dia lantas kabur pulang kampung, dan menjualnya sebelum polisi Thailand menangkap di tahun 1990, setahun setelah kejadian.
Pengadilan menghukum Techmong lima tahun penjara, dan berlian biru sebesar telur dengan perhiasan 50 karat diyakini, saat itu, sebagai berlian terbesar di dunia. Seperti ditulis CNN Indonesia, Rabu (26/1/2022) mengutip laporan Thai Inquirier, Letjen Chalor Kerdthes polisi penangkap Techmong berjanji mengembalikan berlian itu.
Kepolisian Thailand memang mengembalikan, meskipun belakang diketahui semua berlian kembalian palsu. Polisi menyalahkan Santi Srithankan, tunangan Techmong, tapi dia membantah tudingan polisi. Medis di Thailand sepakat, mereka menuding polisi biang di balik berlian palsu.
Tahun 1991, Kerajaan Saudi mengutus pebisnis menginvestigasi. Namun dia justru menghilang usai tiga diplomat Saudi ditembak mati di Bangkok. Ketiga kasus tak pernah terpecahkan. Tahun 1994, Chalor dan timnya menculik istri dan anak Santi serta memaksa mereka mengungkap kaki tangannya. Chalor akhirnya membunuh istri dan anak Techmong.
Thailand menghukum mati Chalor tahun 2009, tapi Kerajaan Thailand mengampuni dengan menghukum penjara 50 tahun. Setelah 19 tahun di penjara, Chalor menghirup udara bebas. Sejak kejadian itu, beberapa dekade setelah 1990-an, Saudi tak mengirim Dubes ke Bangkok, mereka juga melarang penerbangan ke Thailand.
Namun, Putra Mahkota Mohammed bin Salman membuka lembaran baru, dengan menerima kunjungan kenegaraan PM Prayuth. Selain meningkatkan kerjasama wisata, keduanya sepakat memperluas kerjasama pekerja migran.
(*)