Survei BPS: Kini Anak Muda Cenderung Suka Menjomblo, Terutama Perempuan!
angkaberita.id - Kendati di Kepri, terutama Batam angka pernikahan dini terus meningkat, namun ternyata kecenderungan anak muda di Tanah Air suka menjomblo. Meskipun, survei BPS mengungkap sebanyak 1,2 persen mereka berusia 16-30 tahun telah berstatus cerai mati atau hidup.
Selebihnya, seperti dilansir Katadata mengutip data BPS, cenderung ingin mneunda pernikahan alias asyik menjomblo. Berdasarkan data, persentase anak muda belum kawin atau melajang meningkat setiap tahun. Sebaliknya mereka memutuskan menikah kian menurun. Pada tahun 2021, proporsi mereka belum kawin sebesar 61,09 persen.
Angka itu, untuk sebagian, naik 1,27 persen dari tahun 2020, sebesar 59,82 persen. Kurun 10 tahun terakhir, kenaikan pemuda belum menikah hampir mendekati 10 poin. BPS melaporkan, persentase pemuda belum kawin naik 9,11 poin, dari 51,98 persen pada 2011. Sedangkan pemuda berstatus kawin hanya 37,69 persen pada 2021, turun 1,16 dari tahun 2020 sebesar 38,85 persen.
Jika dibandingkan tahun 2011, turun 8,81 persen. Tahun 2011 sebesar 46,5 persen. BPS menyimpulkan kondisi itu berkait adanya perbaikan kualitas hidup, terutama pendidikan dan status ekonomi. Keduanya berkorelasi negatif terhadap keputusan kapan akan menikah, terutama bagi perempuan.
Pemicu lainnya kebijakan pemerintah batas usia minimal menikah di UU Perkawinan, yakni UU No. 16/2019, usia minimal menikah 19 tahun, laki-laki maupun perempuan. Kebijakan batas usia minimal mengantisipasi risiko anak stunting di Tanah Air.
Di Kepri, kasus pernikahan dini biasa dikenal perkawinan anak, terus terjadi, bahkan bertambah setiap tahun. Batam mencatatkan angka perkawinan anak tertinggi di Bumi Segantang Lada. Sebagian besar remaja perempuan, meskipun pada kasus tertentu justru banyak mempelai pria.
(*)