angkaberita.id

Tak Menguntungkan, Tahun 2022 Garuda Hentikan Rute Ke Singapura!

Ilustrasi/Arie Sunaryo via Merdeka.com

bandara changi dari udara/foto Tripzilla via properti.kompas.com

Tak Menguntungkan, Tahun 2022 Garuda Hentikan Rute Ke Singapura!

angkaberita.id - Bagi Garuda, rute internasional ke Singapura agaknya bukan pilihan. Terbukti, tahun depan maskapai pelat merah hanya akan mempertahankan lima rute internasional saja. Yakni, Hongkong, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan China.

Dirut Garuda, Irfan Setiaputra mempertahankan lima rute itu lantaran masih memberikan keuntungan. Rute lainnya harus ditutup demi efisiensi perusahaan, termasuk ke Changi di Singapura. Padahal, rute Jakarta-Changi kurun 2018-2020 tercatat menjadi rute tersibuk di dunia.

Terbaru, per 29 November 2021, penerbangan timbal balik dilanjutkan menyusul kebijakan sepihak VTL Singapura melalui penerbangan khusus (assigned flight), yakni Singapore Airlines dan Garuda Indonesia. Laman Garuda, juga masih mencantumkan rute ke Singapura, termasuk jadwal penerbangannya.

Per 20 Desember 2021, laman Garuda masih mencantumkan 22 destinasi internasional dan 69 destinasi lokal, termasuk tiga rute ke Australia dan tiga rute ke Jepang. "Sementara (rute) internasional banyak sekali sudah kami tutup, sementara (rute) masih kami operasikan atau terbangkan itu Hongkong, Sydney, Narita, Seoul, China," ungkap Irfan, seperti dilansir CNN Indonesia, Senin (20/12/2021).

Meski demikian, Garuda tetap mempertahankan rute Jeddah, Arab Saudi, lantaran kepentingan perjalanan ibadah umrah. Rute ke Jeddah juga tak masuk rute internasional. Hanya, Garuda belum membuka penerbangan ke sana, karena Kemenag menundah pemberangkatan umrah ke tahun depan.

"Saya sengaja tidak mencantumkan Jeddah karena berkaitan dengan umrah. Saat ini karena umrah belum dibuka, persyaratan masih cukup berat, kami putuskan untuk tidak terbang dulu," jelas Irfan. Tak hanya rute internasional, Garuda juga menutup sejumlah rute domestik, seperti Bandung-Denpasar.

Kecuali rute domestik tadi, Irfan enggan membeberkan rute tak menguntungkan lainnya. "Pengalaman mengajarkan juga supaya pendekatan paling tepat adalah mengoperasikan pesawat di rute-rute profitable (menguntungkan), secara perlahan-lahan membuka rute lain dan meningkatkan frekuensi," kelit Irfan.

(*)

UPDATE: Penambahan Infografis

Bagikan
Exit mobile version