Demokrat Kepri Memilih Ketua, Kenapa Agus Wibowo Berpeluang Besar?

tiga calon ketua demokrat kepri, (dari kiri ke kanan) hoesnizar hood, asnah dan agus wibowo saat musda di hotel lumire jakarta, mengapit herman khaeron ketua dpp demokrat/foto via suarasiber.com

Demokrat Kepri Memilih Ketua, Kenapa Agus Wibowo Berpeluang Besar?

angkaberita.id - Kendati Asnah berpotensi menjadi kejutan, namun persaingan menduduki kursi nakhoda Demokrat Kepri di Musda Ke-4 parpol besutan AHY di Hotel Lumire, Jakarta sepekan terakhir, mengerucut ke Hoesnizar Hood dan Agus Wibowo. Apalagi setelah Isdianto, nama digadang-gadang sebelumnya, mendadak mengundurkan diri dari pencalonan.

Ketiganya, sejak Kamis (25/11/2021) menjalani fit and proper test di depan pembesar Demokrat. Namun Agus Wibowo, Ketua DPRD Bintan, terbilang belakangan mencuat ke peta persaingan setelah Isdianto mendadak mundur karena alasan keluarga. Saat penjaringan di Agustus lalu, Isdianto menguat bersama Hoesnizar dan Asnah. Dua nama terakhir, masing-masing, Sekretaris DPD Demokrat Kepri dan kader Demokrat di Batam.

Tak pelak, mundurnya Isdianto memantik kasak-kusuk, termasuk spekulasi dukungan dia ke Agus Wibowo. Apalagi, dua DPC pendukung Isdianto satu beralih ke Agus Wibowo, yakni DPC Lingga. Satu lagi, yakni DPC Batam beralih ke Asnah. Mekanisme pencalonan di Demokrat memang mensyaratkan dukungan minimal dua DPC.

"Jumlah DPC paling sedikit di Indonesia, namun calon ketua DPD paling banyak diantara daerah lain,” ucap Renanda Bahtiar, Plt Ketua DPD Demokrat Kepri, berseloroh. Saat penjaringan di Agustus lalu, Isdianto mendapatkan dukungan DPC Batam dan DPC Lingga. Asnah didukung DPC Natuna dan DPC Anambas.

Sedangkan Hoesnizar Hood mengandalkan tiket DPC Bintan dan DPC Tanjungpinang. Konsekuensinya, DPC Karimun tak bisa mengusung calon lain, terbentur syarat minimal dua dukungan. Namun, Musda tak kunjung terlaksana dan berkali-kali batal selama kurun Agustus-Oktober 2021.

Hingga akhirnya, di pengujung November 2021, terdengar Musda Demokrat digelar di Jakarta. Peta persaingan langsung berubah. Nama Agus Wibowo menyodok, dengan menggamit empat dukungan DPC. Yakni, Bintan, Lingga, Anambas dan Karimun. Asnah maju bermodal tiket DPC Batam dan Natuna. Sedangkan Hoesnizar Hood didukung DPC Tanjungpinang dan DPD Kepri.

Sebagian analis politik di Kepri menilai peta persaingan mengerucut ke Hoesnizar dan Agus Wibowo. Dalam satu titik, keduanya memiliki sejumlah kesamaan, meskipun pada titik lain berbeda siang dan malam. Kabar baiknya, keduanya bersama Asnah akhirnya benar-benar maju pencalonan ketua di Musda di saat belasan nama besar lainnya memilih menahan diri.

Nizar, sapaan akrab Hoesnizar, dan Agus sama-sama merasakan kursi pimpinan DPRD. Nizar di DPRD Tanjungpinang dan DPRD Kepri. Sedangkan Agus di DPRD Bintan. Keduanya juga sukses mendorong sang istri duduk di legislatif. Peppy, istri Nizar di DPRD Tanjungpinang dan Agus mendudukkan Euis, sang istri di DPRD Kepri.

Bedanya, Nizar pernah maju ke Pilwako Tanjungpinang, dan kalah. Dia juga menjadi calon ke DPR pada Pileg 2019, meskipun kandas. Nizar merasakan pengalaman dua DPRD. Sedangkan Agus, meski tak sebanyak Nizar tapi masih berstatus petahana. Begitu juga dengan sang istri. Agus juga berstatus Ketua DPRD Bintan.

Siapa terpilih? Jika rujukannya jumlah dukungan, Agus bakal melenggang. Namun, disebut-sebut, mekanisme pemilihan ketua di Demokrat, jumlah dukungan DPC hanya merupakan syarat. Ada andil DPP dalam penentuan sang nakhoda kelak. Karena itu, setiap calon di Demokrat harus menjalani mekanisme uji kepatutan dan kelayakan, termasuk visi dan misi serta strategi sang calon menjadikan Demokrat pemenang Pemilu di Kepri.

Tantangan Demokrat Kepri

Sebab, di masa lalu, kurun 2009-2014 Demokrat Kepri terbilang pilih tanding. Selain berstatus parpol pemerintah, karena SBY menjabat Presiden periode kedua, juga Demokrat Kepri mengirimkan jubir mereka ke Senayan alias DPR, dan Muhammad Sani kader mereka menjabat Gubernur Kepri 2015-2020.

Namun, kini kondisinya berbeda. Demokrat secara nasional terempas dari kursi pemerintahan. Hampir sepuluh tahun mereka setiap memilih bangku oposisi. Di kepri, saat hajatan Pilkada serentak 2020, dibanding Nasdem dan Golkar, calon mereka juga banyak kandas, termasuk Isdianto di Pilgub Kepri.

Mereka juga terlempar di pimpinan DPRD Kepri dan Tanjungpinang, meskipun masih kuat di Batam dan Bintan. Bintan bahkan menjadi prestasi terbaik Demokrat di Kepri. Selain tampuk Ketua DPRD sebagai parpol pemenang Pileg 2019, namun juga menguasai sepertiga kursi DPRD Bintan, dan mendudukkan Apri Sujadi, kadernya Bupati Bintan hingga periode kedua, sebelum terjerat KPK dalam kasus dugaan korupsi kuota rokok.

Secara politik, kondisi eksternal sedang tak bersahabat dengan Demokrat. Sebab, Demokrat terpuruk menjadi parpol semenjana. Itu, untuk sebagian, artinya kerja keras dan sumber daya politik ke depan, terutama Pemilu 2024. Pengalaman saja tak cukup, namun juga kesiapan menggerakkan mesin parpol. "Kapital juga penting," ucap Robby Patria, Analis Politik Kepri di Tanjungpinang, Sabtu (27/11/2021).

Nah, tangan dingin tiga calon diharapkan mengembalikan kembali kejayaan parpol berlambang mercy itu. Tangan siapa itu, seperti harapan Harlianto Ketua OC Musda, akhir November segera terjawab. “Fit and proper test bersama tiga pimpinan DPP (Ketua Umum, Sekjen dan Kepala BPOKK). Semoga 14 hari ke depan kita sudah mendapatkan nama Ketua DPD yang baru,” tutup Harlianto, pada 18 November silam.

(*)

Bagikan