angkaberita.id

Pertashop BUMDes Teluk Sasah, Ikhtiar Ekonomi Pandemi Dalam Satu Tarikan Napas

lokasi bumdes teluk sasak di pertigaan simpang ke kawasan industi lobam, sabtu (30/10/2021)/foto angkaberita/marwah

sejumlah baliho di bakal lokasi pertashop kelolaan bumdes mitra perdana kelolaan desa teluk sasah, bintan, sabtu (30/10/2021). jalan ke kanan ke desa teluk sasah dan jalan ke kiri ke kawasan industri lobam/foto angkaberita.id/marwah

Pertashop BUMDes Teluk Sasah, Ikhtiar Ekonomi Pandemi Dalam Satu Tarikan Napas

Selama pandemi COVID-19, hampir sebagian besar sendi perekonomian di perdesaan, termasuk di Kepri, terdampak. Pertamina menggandeng Kemendagri, hadir menawarkan skenario pemulihan ekonomi melalui Pertashop. Selain kepentingan desa, BUMDes merespon demi membantu Pertamina menjaga ketahanan energi negeri

Baliho besar berisi pesan kebijakan pemutihan pajak di pertigaan gerbang Desa Teluk Sasah segera terhapus dari hilir mudik pekerja ke kawasan industri Lobam, Bintan. Sebab, di lokasi berdiri baliho, desa segera mengubahnya menjadi Pertashop. BUMDes setempat menjadi pengelolanya.

“Rencana lokasi di bawah baliho itu, kami sedang bereskan perizinannnya,” ungkap Adi, Direktur BUMDes Mitra Perdana, kelolaan Desa Teluk Sasah, Sabtu (30/10/2021). Bulan November, pihaknya bersiap mendirikan Pertashop dan bulan Desember dijadwalkan sudah beroperasi.

“Pertamax, secara bertahap nantinya Pertalite dan Dexlite,” sebut Adi. Jika terealisasi, Pertashop di Teluk Sasah bakal menjadi satu dari puluhan Pertashop kelolaan BUMDes di Kepri. Sebab, berdasarkan data Dinas PMD Dukcapil Kepri, hingga kini tercatat telah 30-an BUMDes mengajukan dan penjajakan ke Pertamina berinvestasi ke Pertashop. “Sebagian besar dari Lingga,” ungkap Sardison, Kepala Dinas PMD Dukcapil Kepri, Jumat (29/10/2021).

Selain mengurus desa, Dinas PMD Kepri bersama hirarki serupa di kabupaten, juga membina pengembangan BUMDes. Di Kepri, BUMDes terbilang calon investor Pertashop paling antusias. Sejauh ini, pengajuan dari mereka sepertiga jumlah kuota Pertashop di Kepri. Fahrizal Imaduddin, Sales Area Manager Pertamina Kepri menyebut 140 titik kuota Pertashop dan tersebar di tujuh kabupaten/kota di Bumi Segantang Lada.

Bersama dengan calon investor lainnya, sebut Fahrizal, tercatat 28 Pertashop dalam proses administrasi dan pendirian. “Saat ini, cukup tinggi peminat (Pertashop) di Bintan dan Pinang,” kata Fahrizal, Sabtu (30/10/2021). Jumlah itu, lanjut dia, di luar empat telah beroperasi di Batam dan Bintan. Dua Pertashop di Bintan, satu berlokasi di Jalan Gesek, Kelurahan Toapaya Asri dan, satunya lagi, Desa Sri Bintan.

Keduanya berada di Jalan Lintas Timur, alias jalan lama sebagai pembanding Jalan Lintas Barat. Kedua jalan lintas itu, sama-sama, berakhir di Tanjung Uban, dan Pelabuhan Roro di situ menjadi jembatan ke Batam. Di Pinang-Bintan, menurut Reiza Sales Branch Manager Pertamina Tanjungpinang-Bintan, Rabu (27/10/2021) tercatat 22 dalam proses, satu di antaranya berlokasi di Dompak, pusat perkantoran Pemprov Kepri.

Jalur Emas BBM

Sejak tahun 2020, seiring kebijakan Pertashop satu desa satu outlet, Pertamina telah bolak-balik survei ke sejumlah titik di Bintan. Selain Jalan Lintas Timur dan Jalan Lintas Barat, jalan penghubung ke kawasan industri Lobam juga masuk radar kriteria pendirian Pertashop, yakni lalu lalang kendaraan di atas 100 unit per hari.

Desa Teluk Sasah berada di jalur ke Lobam. Selain alasan kawasan industri Lobam, Desa Teluk Sasah seperti juga desa di sepanjang jalan ke lokasi industri terbesar di Bintan, juga telah padat penduduk. Ibarat bebek menemukan kolam, BUMDes Teluk Sasah langsung menyambar ketika Pertamina membuka peluang Pertashop di Bintan.

Bagi Pertamina, BUMDes Mitra Perdana kelolaan Desa Teluk Sasah, mitra strategis penetrasi Pertashop ke Bintan. Bagi BUMDes, seperti diakui Adi, Pertashop bakal menjadi lini bisnis baru dari sekian jenis usaha kelolaan mereka. Saat ini, BUMDes memiliki usaha persewaan kios usaha, lokasinya menyatu dengan kantor BUMDes, berupa pujasera di dekat persimpangan ke Lobam.

Lokasi Pertashop hanya sepelemparan batu dari Pujasera. Selain usaha sewa kios, BUMDes juga mengelola persewaan tenda hajatan, kemudian sewa mesin jahit dan angkutan carteran dengan menyedikan satu unit lori alias truk. Usaha kelolaan mereka berkembang, terbukti mereka menjadi satu dari sekian BUMDes di Bintan berstatus berkembang, dengan bukti telah menyetor pemasukkan ke kas desa melalui PADes.

Data Dinas PMD Kepri tahun 2020, di Bintan kontribusi BUMDes ke PADes berkisar mulai sejutaan hingga puluhan juta. Usaha wisata menjadi penyumbang terbesar PADes dari BUMDes. Dari 34 BUMDes di Bumi Bentan, sebagian besar berstatus dasar. Hanya delapan saja, termasuk Mitra Perdana berstatus Berkembang, status kedua tertinggi setelah Maju.

adi, direktur bumdes mitra perdana desa teluk sasak, bintan/foto dokumen pribadi

Di saat pandemi menghajar usaha wisata, akibat ketiadaan pengunjung, dan terdampaknya sektor ekonomi perdesaan lainnya, Pertashop menjadi ikhtiar ekonomi dalam satu tarikan napas. “Setelah saya telepon kawan BUMDes lainnya, katanya bagus. Kita memutuskan mencoba Pertashop,” kata Adi mengungkap alasan berinvestasi ke Pertashop, meskipun menjual BBM non subsidi seperti Pertamax.

Di Kepri, data sama, belum ada satupun BUMDes berstatus maju, dan delapan BUMDes di Bintan menjadi prestasi sendiri dibanding empat kabupaten lainnya di Bumi Segantang Lada. Kepri terdiri tujuh kabupaten/kota. Selain Bintan, kabupaten di Kepri ialah Anambas, Karimun, Lingga dan Natuna.

Semangat Permberdayaan Lokal

Ikhtiar itu, kata Adi, semata demi memberdayakan ekonomi desa, termasuk potensi lokal. “Nantinya kita pekerjakan dua karyawan dan tenaga Linmas (keamanan Pertashop) dari warga sini,” kata dia merujuk penduduk Desa Teluk Sasah. Dibanding usaha lain, Pertashop meskipun padat modal terhitung lebih cepat perputaran omzet. Sehingga secara teori, lebih cepat balik modal.

Dengan jumlah SPBU di Bintan, terutama di sekitar lokasi, terbatas, dan kebutuhan BBM tinggi terhitung masuk akal kalkulasi BUMDes mencoba peruntungan di Pertashop. Sebagai gambaran, Pertashop di Jalan Gesek, meskipun baru tiga bulan beroperasi setiap hari nyaris tak pernah sepi pembeli.

“Setiap hari rata-rata bisa jual 200 liter,” kata petugas Pertashop di lokasi, Sabtu (30/10/2021). Kecuali tujuan ke Tanjung Uban dan perkantoran pemerintah, Jalan Lintas Timur lokasi Pertashop berdiri tak sepadat dulu. Beda dengan Teluk Sasah. Pantauan di lokasi, Sabtu (30/10/2021) meskipun hujan, arus lalu lintas di jalan ke Lobam terhitung tak pernah sepi. Hilir mudik pekerja industri masih terlihat.

“Kita berharap nantinya dapat menyumbang pemasukan ke PADes,” kata Adi. Fahrizal Imaduddin tak menampik itu. Terbukti, dibanding kabupaten/kota lainnya, pengajuan Pertashop di Pinang-Bintan terbilang paling banyak. Padahal, sekadar gambaran, skema investasi termurah Pertashop di kisaran Rp 250 juta.

Kabar baiknya, Pertamina tidak lepas tangan. Menggandeng perbankan di Himbara, Pertamina menyediakan skema kredit kepada peminat Pertashop, termasuk BUMDes. Sedangkan BUMDes sendiri, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 11 Tahun 2021 tentang BUMDes juga memungkinkan mengakses permodalan ke pihak ketiga.

Dengan status badan hukum, seperti diakui Sardison, ruang gerak BUMDes kini selevel dengan perseroan terbatas (PT) dan entitas bisnis lainnya dalam UU Perseroran Terbatas. “Untuk modal, kita ambil dari ADD (Alokasi Dana Desa) dan sebagaian dari Dana Desa,” kata Adi menyebut bekal terjun ke Pertashop. ADD dari Pemkab dan Dana Desa melalui dana perimbangan pemerintah pusat.

(*)

Bagikan
Exit mobile version