angkaberita.id

Travel Bubble Kepri: Kenapa Ngotot Melobi Buka Pintu Singapura?

gubernur ansar/foto via sijoritoday.com

buralimar kadispar kepri/foto via netrakepri.com

Travel Bubble Kepri: Kenapa Ngotot Melobi Buka Pintu Singapura?

angkaberita.id - Suara-suara agar Kepri jor-joran menggarap wisatawan lokal dan dalam negeri mulai terdengar. Opsi itu lebih masuk akal dibanding ngotot membujuk Singapura membuka gerbang dengan melobi Jakarta mengubah kebijakan travel bubble, seperti wisata tanpa karantina.

Meski demikian, ada jalan tengah menggarap wisman tanpa perlu membuka pintu Singapura. Bagaimana? Selain berpaling menggarap wisatawan dalam negeri, Kepri juga dapat menyiasati travel bubble, dalam situasi sekarang, dengan atraksi wisata nge-yacht. Selain tak ada keharusan PCT Test, wisman enggan aturan karantina di Kepri dapat "nginap" di kapal layar mereka.

Payung hukumnya jelas, Permenkum No. 34/2021 mengizinkan warga asing masuk ke Tanah Air, menumpang yacht tak perlu PCR Test. Kalau mau mendarat, dan sudah siap karantina, mereka juga tinggal mengurus izin visa wisman dengan skema visa on arrival di pintu masuk keimigrasian terkait, semisal hendak syuting film di Anambas.

Kenapa Anambas? Sebab, atraksi wisata laut di kabupaten tapal batas utara Kepri, itu terhitung rute favorit wisman yacht dari Singapura. Destinasi favorit lainnya, tentu saja Tambelan di Bintan, sebelum lanjut ke timur hingga ke Raja Ampat di Papua. Singapura juga menjadi hub wisman luar Asean ke dalam negeri.

Singapura juga rutin menggelar hajatan yacht tahunan. Nongsa Sensation di Batam menjadi persinggahan pertama banyak wisman yacht, sebelum pandemi COVID-19, dan meneruskan pelayaran ke Lagoi dan destinasi wisata lainnya di Tanah Air.

Yacht dapat menjadi subtitusi termudah wisata premium (premium tourism) menyasar wisma berkantung tebal, dibanding mendatangkan lewat chartered flight alias penerbangan carteran, meskipun membuka penerbangan internasional langsung lebih bermanfaat dalam jangka panjang.

Sebab, otoritas Bandara Hang Nadim masih kesulitan mendatangkan peranti tes cepat molekuler (TCM) persiapan travel bubble Kepri pintu udara Batam. Sedangkan opsi jalur laut, meski sejumlah pelabuhan di Batam, termasuk Harbour Bay diusulkan Gubernur Ansar, namun Singapura belum membuka gerbang ke Tanah Air.

Nah, wisata terbatas kelas premium dapat diakomodasi melalui skenario yacht. Meski tak banyak pendapatan bakal diraup Kepri, setidaknya itu menjadi terobosan terbaik sembari meyakinkan pemerintah pusat, pentingnya melobi Singapura membuka pintu gerbang ke Kepri.

Sebab, bukan hanya pintu Singapura paling mudah bagi masuknya wisman ke Kepri, juga wisata Kepri sejak lama mengandalkan pelancong dari Negeri Singa. Data BPS sebelum dan sesudah pandemi COVID-19 mengonfirmasi kenyataan itu. Persoalannya, jika pusat tak memberikan lampu hijau, Singapura juga tak memiliki pilihan diskresi.

Sedangkan Kepri, seperti diakui Kadispar Buralimar meyakini wisata tanpa karantina merupakan cara memikat tercepat wisman Singapura, atau turis asing lewat pintu Singapura. Kompromi pusat, mengesampingkan peringatan epidemiolog, dengan memperpendek masa karantina menjadi lima hari dari delapan hari, sesuai harapan Pemprov Kepri.

Namun, tetek bengek persyaratan harus memiliki asuransi senilai Rp 1 miliar dan kewajiban karantina memaksa wisman, secara teori, tak kemana-kemana setibanya di Kepri. Padahal, wisman di Kepri terbiasa shorterm tourism, dengan masa tinggal 2-3 hari. Belum lagi, tak seluruh wisman Singapura masuk ke Kepri berkantong tebal, dan semata ke Nongsa atau Lagoi.

Tapi, juga wisman keluarga, dengan artian memiliki keluarga di Kepri. Itulah jenis commuting tourism, alias pagi datang sore pulang. Wajar Pemprov melalui Dispar Kepri tengah melobi Kemenpar perlunya insentif strategi travel bubble di Lagoi dan Nongsa.

"Bicara insentif pariwisata tentunya tidak semata soal anggaran, tetapi lewat kebijakan-kebijakan strategis juga bagian dari perhatian. Keinginan kita bagi wisman yang sudah vaksin hendaknya bebas karantina ketika berkunjung ke Kepri," ujar Buralimar, seperti dikutip batampos, Kamis (14/10/2021).

Skenario Buralimar di Singapura istilahnya vaccinated travel lane (VCL). Kalangan pengusaha wisata mengamini opsi itu. Hanya, situasinya dengan opsi itu, Kepri seperti mengiba ke Singapura. Sebab dulu, saat pandemi di Kepri tinggi dan Singapura terkendali, Kepri pernah menawarkan skenario travel bubble non resiprokal: Wisman Singapura masuk, tapi Kepri tak boleh masuk ke Singapura.

Menlu Singapura, Vivian Balakrisnan kurang sreg saat itu. Alhasil rencana travel bubble Kepri terus tertunda. Kini situasinya terbalik, Singapura terseok COVID-19, Kepri melandai. Secara teori, Kepri di atas angin, tapi Kepri ternyata tetap kesulitan meyakinkan Singapura. Lalu kenapa tak mengubah haluan saja, menggarap wisatawan dalam negeri, kalau memang alasan travel bubble Kepri bukan Pemprov ngotot membukanya seperti diklaim Buralimar.

(*)

Bagikan
Exit mobile version