angkaberita.id

Heboh Nasi Goreng Bikinan Robot Di Malang, Begini Rasanya!

nasi goreng olahan hartadi (60) memanfaatkan lengan robot. sekali masak bisa tersaji 6-7 porsi, wajan ukiran besar bisa hingga 10 porsi. harga paling mahal rp 12 ribu per porsi, nasi goreng pedas/foto via merdeka.com/darmadi sasongko

Heboh Nasi Goreng Bikinan Robot Di Malang, Begini Rasanya!

kultur arek kabupaten/kota berwarna kuning. sedangkan kultur mataraman kabupaten/kota berwarna jingga/ilustrasi via goodnewsfromindonesia.com

angkaberita.id – Dalam hitungan menit, nasi goreng telah siap santap. Warga berduyun ingin merasakan sensasi nasi goreng bikinan robot di Malang. Bagaimana rasanya? Jangan meremehkan!

Seorang penjual nasi goreng kaki lima di Malang mengundang penasaran warga, bahkan viral di media sosial, setelah memanfaatkan “robot” melayani pembeli. Seperti dilaporkan merdeka.com, Kamis (14/10/2021), malam, Dartadi (60) penjual nasi goreng, berbagi kisah dirinya menggunakan robot menggoreng nasi.

Didampingi istrinya, setiap malam dia mangkal di ujung pertigaan Jalan Muharto Gang 5, Malang. Sekadar informasi, Malang dan Surabaya, dalam perspektif kebudayaan Jawa Timuran, merupakan penjuru kultur Arek, istilah tersohornya “Kera Ngalam” alias Arek Malang. Seperti Lamongan, dengan soto dan ayam penyet, mereka juga memiliki tradisi kuliner khas dan semangat pantang menyerah, termasuk di perantauan.

Selain nasi goreng mawut, bakso malangan merupakan kuliner khas, dan jejaknya di Tanjungpinang juga mudah ditemukan. Di Malang, gerobak merah muda nasi goreng Dartadi menjadi penandanya. Sebuah lincak, atau bangku kecil disediakan bagi pelanggan makan di tempat. Juga tergelar tikar di seberang jalan.

"Awalnya karena tiga tahun lalu jatuh, tangan saya begini," tutur Dartadi mengisahkan muasal dirinya memakai robot. Akibat jatuh, tangan kiriya tak bisa lagi mengangkat penggorengan. Tenaganya juga tak sekuat sebelum jatuh itu. "Karena bikin nasi goreng kan harus tangan dua, kalau tangan satu saja tidak mampu. Jadi mencari inisiatif bagaimana caranya," ujar dia.

Kondisi itu memaksa dirinya memutar akal, dan lahir ide membuat "robot" menyerupai tangan besi elastis di atas wajan penggorengan. Lengan itu bekerja setelah menghidupkan tombol. Dartadi tinggal meracik bumbu dan nasi sesuai porsi dalam wajan. Tangan besi akan menggoreng, mencampur nasi dan bumbu.

Setelah rata tercampur, tangan besi dibersihkan bersamaan wajan setelah nasi berpindah ke piring saji atau dibungkus. Sekali masak, dengan wajan besar, robot mampu menyiapkan 6-7 porsi sekaligus. Kalau lebih besar lagi, hingga 10 porsi sekali proses. Robot itu membantu. Kini Dartadi mengaku mampu melayani lebih banyak pesanan, biasanya hanya 10-15 porsi di akhir pekan.

dartadi tengah mengola nasi goreng robot pesanan pembeli/foto via merdeka.com/darmadi sasongko

"Alhamdulillah kata konsumen bumbunya bisa lebih merata, kalau pakai wajan segini porsi bisa merata," ujar Dartadi mengulang pengakuan pelanggan nasi gorengnya. Kiat Dartadi langsung viral di media sosial. Warga tak sedikit berdatangan penasaran mencoba rasa nasi gorengnya.

"Tahunya dari Instagram. Kayaknya baru pertama ya di Malang, berjualan nasi goreng pakai robot. Makanya tertarik ke sini. Ingin tahu, asyik dan kreatif sih, makanya dicoba saja nanti bagaimana rasanya. Pastinya lebih enak rasanya," ungkap Mey Luciana, seorang pembeli. Dia mengaku tinggal di kawasan Dieng Kota Malang, berjarak 7 kilometer dari lokasi.

Dia penasaran memesan nasi goreng pedas, nasi goreng biasa dan bakmi goreng. Lalu berapa harganya? Dartadi menyesuaikan dengan kantong pembeli. Nasi goreng biasa Rp 10 ribu per porsi, Nasi mawut biasa Rp 12 ribu, Bakmi Rp 10 ribu, Nasi goreng pedas Rp 12 ribu, Nasi mawut pedas Rp 14 ribu, dan Bakmi pedas Rp 12 ribu. Tapi, robot hanya melayani pembelian nasi goreng. Belum ada niat Dartadi menaikkan harga, meskipun nasi gorengnya lagi naik daun.

pelanggan meriung di lapak nasi goreng robot dartadi di malang. dartadi terpaksa memakai lengan robot setelah tangan kirinya cidera akibat jatuh/foto via merdeka.com/darmadi sasongko

(*)

Bagikan
Exit mobile version