COVID-19: Kebanjiran Pasien ICU, Akhirnya Singapura Siasati Pakai Cara Kepri?

singapura dipaksa mengubah skenario “new normal” pada september 2021 seiring meledaknya kasus covid-19 di negeri merlion itu. untuk sebagian, singapura juga mengadopsi cara di kepri, khususnya tanjungpinang, dengan memperbanyak isolasi mandiri demi menekan lonjakan bor pasien, khususnya di icu/foto via singaporetravellers.info

COVID-19: Kebanjiran Pasien ICU, Akhirnya Singapura Siasati Pakai Cara Kepri?

angkaberita.id - Indikasi epidemiologis COVID-19 di Singapura mengkhawatirkan. Selain kasus infeksi harian melonjak, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit, khususnya ICU juga melejit. Terbaru, BOR di Singapura menjadi 53 persen dari sebelumnya 26 persen kurun tiga bulan terakhir.

BOR ruang isolasi juga ikut merangsek, dari 58 persen menjadi 86 persen. “Tingkat keterisian tempat tidur di fasilitas perawatan masyarakat juga telah meningkat dari 10 persen menjadi 35 persen," kata Janil Puthucheary, Menteri Negara Urusan Kesehatan, seperti dilansir Katadata dari The Straits Times, Selasa (5/10/2021).

Kini, lanjut Janil, sangat sulit mendapatkan tempat tidur pasien COVID-19 di Singapura, bahkan perlu waktu 48-72 jam guna memastikan pasien COVID-19 mendapatkan tempat perawatan. Peningkatan itu menyusul meledaknya kasus COVID-19. Bahkan, Singapura mengalami infeksi harian lebih dari 2.000 kasus selama beberapa hari terakhir.

Rekor tertinggi Jumat kemarin, yakni 2.909 kasus. Janil berjanji akan memperluas sumber daya dan perawatan medis. Imbasnya, setiap rumah sakit diminta mengurangi temu pasien tidak prioritas demi menangani pasien COVID-19. Sedangkan pasien tanpa gejala dikarantina ke lokasi karantina terpusat pemerintah. Selebihnya isolasi mandiri.

Cara serupa juga pernah diterapkan di Kepri, khususnya Tanjungpinang, saat terjadi lonjakan kasus selepas Lebaran pada Mei 2021. Cara itu terhitung efektif seiring gotong royong sejumlah elemen warga di Bumi Gurindam menyediakan oksigen gratis.

Lalu sejumlah klinik dan dokter menggeber telemedicine, termasuk mengorganisasi grup WA khusus telemedicine. Terakhir, Pemko bersama Baznas turun memasok kebutuhan sembako pasien isolasi mandiri. Meskipun terdengar laporan peningkatan kasus kematian pasien Isoman.

Berdasarkan Worldmeter, secara nasional kasus di Singapura sebanyak 103.843 kasus. Singapura sendiri sebenarnya berencana menerapkan "new normal" per September 2021 lalu, seiring tingginya capaian vaksinasi. Namun dipaksa menunda sementara akibat ledakan kasus itu.

Meski demikian, dengan sejumlah pertimbangan, Singapura terpaksa melonggarkan pintu gerbang dengan memangkas masa karantina dari 14 hari menjadi 10 hari. Diyakini, untuk sebagian, Singapura ingin menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Kedua, juga ada kecenderungan negara tetangga Singapura mulai membuka perbatasannya.

Thailand, berdalih menghidupkan pariwisata, menerapkan skema Phuket Sandbox. Bahkan, per 1 November 2021, Thailand meniadakan karantina mandiri di 10 provinsi bagi pelancong telah tuntas vaksinasi. Malaysia juga bersiap membuka perbatasan pada Desember mendatang. Begitu juga di Tanah Air, pertengahan September lalu telah menetapkan empat pintu gerbang masuk, termasuk lewat Batam.

Kepri sendiri, lewat pengumuman Menko Perekonomian, telah turun menjadi PPKM Level 1. Kontras dengan Singapura, Kepri telah bersiap menerima pelancong dari sejumlah daerah di Tanah Air melalui promo staycation. Pemprov melalui Dispar Kepri agaknya tak menunggu lagi travel bubble terpusat di Lagoi dan Nongsa, tapi menggeber wisata MICE.

(*)

Bagikan