angkaberita.id

Ekses Sekolah Daring, Murid SD Kelas 4 Di Jabar Lupa Cara Baca!

ekses sekolah daring di tanah air tak sedikit murid sd belum bisa membaca. gubernur kepri memprioritaskan sekolah tatap muka jenjang smp dan sma/smk sederajat demi mengantisipasi ledakan klaster covid-19 sekolah. gubernur ansar agaknya meyakini seluruh pelajar sd di kepri sudah pandai calistung/foto net

Ekses Sekolah Daring, Murid SD Kelas 4 Di Jabar Lupa Cara Baca!

angkaberita.id - Ancaman learning loss akibat sekolah daring nyata. Terbukti di Cianjur, Jawa Barat. Hampir 2 tahun sekolah daring, seorang pelajar kelas 4 sekolah dasar mengaku lupa cara membaca saat inspeksi mendadak Bupati ke sekolah.

"Iya, saya sampai kaget saat dilakukan inspeksi mendadak (sidak) ada siswa pelajar kelas IV SD Negeri Ibu Dewi 1 Cianjur lupa membaca," ujar Bupati Herman Suherman, seperti dilansir merdeka.com, Jumat pekan lalu, dari laman Dream.co.id.

Belakangan terungkap, sejumlah alasan melatarbelakangi kondisi itu. Herman mengungkaplan, selain proses belajar daring, kondisi keluarga peserta didik juga berpengaruh. Seperti akses ke ponsel dan internet. Sehingga peserta didik tak maksimal sekolah daring.

"Ternyata orang tuanya saat dikunjungi gurunya, secara ekonomi masuk ke dalam kategori pendapatan rendah, katanya nggak punya handphone, apalagi harus membeli pulsa," kata Herman. Kepala Disdik Cianjur Himan Haris berkilah, banyak peserta didik lupa membaca karena kurang pendampinga orangtua.

Berkoordinasi dengan guru, dia berjanji mencarikan jalan tengahnya. "Memang murid tersebut lupa membaca karena kelamaan di rumah," kata Himan. Dia menambahkan, dia belajar sendirian di rumah karena ibunya bekerja setelah sang bapak meninggal dunia.

Lupa membaca, diakui Himan, indikator turunnya kualitas pendidik. Dia menginstruksikan guru turun membantu peserta didik, mendampingi kegiatan belajar mengajar mereka, sehingga mereka kembali dapat membaca.

Berdasarkan hasil riset, seperti ditegaskan Menteri Kominfo Johnny G Plate dalam keterangan pers, ancaman learning loss tak terhindarkan akibat sekolah daring selama pandemi COVID-19. Riset INOVASI dan Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemendikbud Ristek, pendidikan di Tanah Air sudah kehilangan 5-6 bulan pembelajaran per tahun.

Riset Bank Dunia menegaskan, kurun waktu 0,8-1,3 tahun, compounded learning loss dengan kesenjangan peserta didik kaya dengan peserta didik miskin meningkat 10 persen. Riset tadi juga menemukan tingkat putus sekolah di Tanah Air meningkat 1,12 persen, atau sepuluh kali lipat dari angka putus SD tahun 2019. Bank Dunia memperkirakan, kini terdapat 118.000 anak usia SD tak bersekolah.

(*)

Bagikan
Exit mobile version